TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan di awal pekan ini dengan penguatan signifikan. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per pukul 11.30 WIB, indeks menguat 126,20 poin atan 2,55 persen menjadi 5.073,98.
IHSG terpantau terus menanjak sejak awal pembukaan pasar dan melenggang di rentang 4.947,88—5.075,22. Akhirnya, di akhir perdagangan sesi I, IHSG parkir di level 5073,98. Adapun nilai transaksi yang tercatat sepanjang sesi I perdagangan hari ini mencapai Rp 7,78 triliun dengan aksi beli bersih investor asing mencapai Rp 36,29 miliar.
Analis Indo Premier Sekuritas Mino mengatakan perdagangan hari ini diwarnai aksi profit taking akibat harga-harga saham yang mulai naik seiring penguatan IHSG. Adapun, dia menilai pergerakan IHSG yang agresif di awal pekan ini didorong sentimen positif dari membaiknya data tenaga kerja Amerika Serikat di bulan Mei, sehingga menambah optimisme investor akan pemulihan ekonomi.
“Selain itu, menguatnya sebagian besar harga komoditas, kesepakatan OPEC+ untuk memperpanjang pemangkasan produksi sebanyak 9.6 juta per barel hingga akhir Juli,” ujar Mino kepada Bisnis, Senin 8 Juni 2020.
Dari seluruh saham yang diperdagangkan, sebanyak 321 saham menguat, 104 melemah, dan 146 lainnya stagnan. Sementara dari sisi sektoral, seluruh sektor juga menghijau dipimpin oleh sektor finansial yang menguat 3,93 persen.
Membuntuti sektor finansial, berturut-turut ada sektor agrikultur (3,61 persen), sektor properti (3,24 persen), sektor aneka industri (2,41 persen), dan sektor manufaktur (2,01 persen).
Beberapa saham berkapitalisasi jumbo terpantau diborong asing antara lain saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON), dan PT Astra International Tbk. (ASII) dengan masing-masing net foreign buy sebesar Rp103,9 miliar, Rp75 milat, dan RP13,5 miliar.
Sebaliknya, sejumlah saham-saham besar yang banyak diborong pada pekan lalu, kini justru ramai-ramai dilego asing. Di antaranta seperti saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. alias TLKM, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. atau BMRI, dan PT Bank Permata Tbk. (BNLI).