“Hasil dua bulan pandemi, entah untuk sementara atau seterusnya," ungkap Januar Rustandie, Manajer Proyek ILO-SCORE Indonesia, Januad Rustandie, dalam diskusi daring pada 3 Juni lalu.
Meski terdapat berbagai upaya mempertahankan bisnis, kata Januar, masih terdapat 63 persen UMKM yang mengurangi jumlah pekerja, atau setidaknya menerapkan cuti tanpa tanggungan. "Sekitar seperlima perusahaan berhasil mendiversifikasi produk untuk merespon kebutuhan baru, seperti masker dan hand sanitizer. Sepertiga lain mencoba untuk bertahan dengan beralih ke usaha daring," sebutnya.
Saat ini terdapat 4.600 pelaku usaha yang terdata Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya. Dari jumlah itu, terdapat 512 pelaku usaha mikro yang bergerak di bidang produksi makanan dan minuman.
Adapun Direktur Pengembangan UKM dan Koperasi Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional, Ahmad Dading Gunadi, memastikan pemerintah sudah menyiapkan penguatan fasilitas kesehatan, perlindungan kelompok masyarakat rentan dan dunia usaha, hingga program pemulihan ekonomi pascakorona.
Untuk mengatasi dampak pandemi, pemerintah mengalokasikan anggaran kesehatan senilai Rp75 triliun, jaringan pengaman sosial Rp110 triliun, serta dukungan terhadap dunia usaha sebesar Rp 220 triliun. "Bagi UKM, pemerintah mendorong relaksasi perpajakan, bantuan sosial, subsidi bunga kredit dan penundaan pembayaran pokok, serta stimulus bantuan modal kerja darurat," ujarnya.
Manajer Program Business and Export Development Organization (BEDO), Jeff Kristianto, menyarankan pelaku UMKM memperkuat negosiasi dengan bank, pembeli, pemasok untuk keringanan cicilan, penundaan pengiriman dan kontrak. Pelaku pun dianjurkan menekan pengeluaran dengan memeriksa satu per satu pos biaya. “Stop atau tunda yang tidak diperlukan. Bahkan bila diperlukan memberhentikan produksi,” ucapnya.
BEDO pun meminta pelaku menjual lebih dulu produk berkadaluarsa pendek. Perluasan segmen pasar juga bisa menjadi solusi jangka pendek semasa pandemi. Bahkan, Jeff melanjutkan, Ppengusaha pun bisa beralih segmen untuk sementara waktu, misalnya dari ekspor menjadi berorientasi lokal. “Termasuk konversi jualan menjadi daring.”
ROMMY ROOSYANA | YOHANES PASKALIS