TEMPO.CO, Jakarta - Ekspor Cina sepanjang Mei 2020 tercatat turun 3,3 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). meski demikian, neraca dagang tetap surplus bahkan melonjak dengan mencatat rekor baru, yakni senilai US$ 62,93 miliiar.
Bloomberg melaporkan pada Ahad 7 Juni 2020, meski ekspor Cina terpangkas realisasi impornya anjlok lebih besar hingga 16,7 persen. Hal inilah yang membuat Negeri Panda tetap berhasil mengamankan surplus perdagangan dengan nilai yang mencatat rekor baru itu.
Sebelum angka ini dirilis, ekonom Goldman Sachs Song Yu menyinggung bahwa ekspor produk medis dapat mendukung kinerja neraca perdagangan Cina. "Data pada throughput kontainer menunjukkan gambaran yang lebih kuat pada Mei," tulisnya dalam sebuah laporan.
Namun, meningkatnya ekskalasi tensi hubungan dengan Amerika Serikat masih mengancam outlook perdagangan luar negeri Cina. Seperti diberitakan, Presiden AS Donald Trump telah berjanji mencabut status mitra dagang khusus yang kini disematkan kepada Hong Kong, setelah Beijing meloloskan UU Keamanan Nasional yang baru.
Cina juga sudah mengumumkan kepada perusahaan pertanian pelat merah untuk menghentikan sementara pembelian komoditas pertanian dari AS. Hal ini membuat kejelasan tentang perkembangan penyelesaian perang dagang antara kedua negara kembali kabur.
BISNIS