TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, mengatakan pemerintah saat ini tengah mengkaji perubahan bantuan sosial menjadi bantuan langsung tunai atau BLT. Bansos selama ini menjadi andalan pemerintah bagi masyarakat yang terdampak Covid-19.
"Apakah nanti ada bantuan, apa itu sembako, akan diganti juga dengan BLT. Itu masih sedang dalam pembahasan, kajian oleh Kemensos dan nanti tentu saja akan kita beritahukan tentang keputusannya," ujar Muhadjir usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo, Kamis, 4 Juni 2020.
Muhadjir mengatakan langkah ini diambil karena Indonesia tengah bersiap menuju penerapan tatanan kenormalan baru alias new normal. Ia menegaskan kecenderungan untuk ketergantungan terhadap bantuan-bantuan sosial ini harus mulai dikurangi menjelang mulainya new normal.
"Jadi kita lakukan secara simultan antara pengurangan PSBB dalam rangka untuk meningkatkan produktivitas ini, diikuti dengan juga sekaligus secara bertahap dikurangi paling tidak volume bantuan-bantuan sosial. Dengan begitu nanti kemudian kita bisa menuju era normal tadi itu," kata Muhadjir.
Ia mengatakan untuk saat ini, bansos memang akan dipanjang hingga Desember. Namun ia mengatakan jumlahnya tak lagi penuh Rp 600 ribu per keluarga.
"Nilai bantuannya 50 persen dari total yang selama ini kita lakukan, yang nanti akan berakhir pada bulan Juli. Sehingga nanti Agustus sampai Desember atau mungkin September sampai Desember itu akan separuh," kata Muhadjir.
Adapun untuk putaran pertama penyaluran bansos, Muhadjir mengatakan saat ini paling tidak sudah selesai hingga 90 persen di seluruh Indonesia. Penyaluran menggunakan semua skema, terutama dengan skema yang baru yaitu BLT desa dan bantuan sosial tunai (BST), dan sembako untuk di Jabodetabek.
"Bahkan Jabodetabek sudah memasuki putaran keempat. Sehingga mudah-mudahan ini semua akan lancar dan bisa mengurangi beban dari masyarakat paling bawah terutama masyarakat yang membutuhkan bantuan-bantuan sosial itu," kata Muhadjir Effendy.