TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta telah merampungkan rapid test secara acak dengan sasaran pedagang di sejumlah pasar tradisional selama dua hari yakni Rabu- Kamis, 3-4 Juni 2020.
Jumlah sample yang diambil dalam rapid test yang melibatkan tim Epidemologi Universitas Gadjah Mada (UGM) itu sebanyak 250 pedagang yang berasal dari 10 pasar tradisional. Adapun jumlah pasar tradisional di Yogya sekitar 30 pasar.
Pelaksanaan rapid test di hari pertama, Rabu 3 Juni 2020 berhasil mengambil 147 sample darah dari pedagang pasar tradisional. Lalu pada Kamis 4 Juni 2020, ada sekitar 103 sample lagi yang diambil.
Pasar Beringharjo sisi timur menjadi lokasi dengan sample terbanyak yakni 89 orang, disusul Pasar Giwangan 36 orang, Pasar Kranggan 25 orang, Pasar Demangan 24 orang, Pasar Kotagede 21 orang. Selain itu Pasar Aneka Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (Pasthy) 18 orang, Pasar Serangan 13 orang, Pasar Sentul 13 orang, Pasar Pathuk 9 orang dan Pasar Karangwaru 4 orang.
Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogya Heroe Poerwadi mengatakan belum bisa memberikan keterangan terkait hasil rapid test baik hari pertama dan kedua itu. "Kami harus menunggu semua proses pemeriksaan sampel yang dilakukan tim dari UGM. Harapannya tidak ada kasus baru di Kota Yogyakarta," ujarnya.
Heroe bersyukur, para pedagang antusias mengikuti rapid test ini. Mereka ingin mendapat pelayanan ini, bahkan meminta ditambah jumlahnya. "Namun kami harus mengikuti metodologi yang dilakukan UGM,” ujar Heroe yang juga Wakil Walikota Yogyakarta itu.
Proses pengambilan sampel darah sebagian besar dilakukan di sejumlah Puskesmas dengan mengundang para pedagang. Sementara khusus di Pasar Beringharjo dilakukan di lantai tiga karena ada tempat yang mencukupi untuk dilakukan rapid test.
Heroe mengatakan jika dari hasil rapid acak itu ditemukan ada yang reaktif akan langsung dilakukan test swab kepada pedagang yang bersangkutan itu. "Upaya tracing juga akan terus dilakukan untuk mempercepat pengendalian kasus," katanya.
Rapid test di pasar tradisional dilakukan untuk memetakan sebaran Covid-19 yang belum terdeteksi oleh jangkauan Puskesmas dan Rumah Sakit. “Selain itu juga untuk memastikan ada tidaknya kasus baru karena beberapa minggu ini kasus cenderung landai dan hanya berasal dari pasien dari klaster yang sudah ada,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi terjadinya sebaran Covid-19 di pasar tradisional, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogya sudah sejak awal melakukan sejumlah langkah seperti pembatasan jam operasional pasar dan penerapan physical distancing.
“Memang masih membutuhkan penyempurnaan, dan nanti akan kami perketat terus sampai penerapan new normal. Terutama membatasi kontak fisik antara pedagang dengan pembeli dan penerapan jalan satu arah di dalam pasar,” ujar Heroe.
Warsiti, salah satu Pedagang Pasar Beringharjo mengaku, pengunjung pasar mulai ramai lagi dibandingkan dengan awal Maret yang lalu atau saat pandemi Corona mulai merebak. Ia berharap, kasus Covid-19 segera berakhir sehingga kondisi pasar kembali normal. “Sekarang masih tetap jualan, tapi cuma sampai jam satu siang,” ujarnya.