TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan bahwa ada dua keuntungan yang dapat dirasakan negara seandainya prosedur New Normal atau normal baru diterapkan.
"Pertama, normal baru dengan protokol kesehatan akan menjaga Indonesia dari ancaman pandemi," tuturnya dalam tayangan video yang diputar saat diskusi virtual bersama Balitbang Kementerian Perhubungan, Selasa, 7 Juni 2020.
Kedua, ujar Budi Karya, new normal akan mendukung keberlangsungan negara dari pelbagai sisi serta mencegah munculnya masalah baru. Misalnya masalah krisis fiskal, gangguan ketahanan pangan, dan gangguan sistem pendidikan.
Keputusan pemerintah untuk menyiapkan masa normal baru telah diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada 15 Mei lalu. Jokowi kala itu menyatakan masyarakat mesti berdamai dengan virus corona. Dengan pola protokol kesehatan yang ketat, di era new normal nanti, masyarakat sudah dapat kembali beraktivitas di luar.
Menindaklanjuti instruksi Presiden, Budi Karya menyebut bahwa pemerintah saat ini terus mengkaji waktu yang tepat untuk menerapkan normal baru sesuai dengan data dan fakta di lapangan. "Kemenhub pun akan segera menyiapkan aturannya," ujar dia.
Dalam menyusun regulasi serta strategi transportasi di masa new normal ini, Kementerian Perhubungan telah menggandeng sejumlah universtas. Di antaranya Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. "Kemenhub melalui Balitbang dan universitas-universitas akan berkolaborasi dalam melaksanaan rangkaian kegiatan yang dapat menghasilkan masukan untuk norma baru," kata Budi Karya.