TEMPO.CO, Jakarta - Terhentinya sejumlah aktivitas proyek konstruksi proyek di berbagai daerah akibat Covid-19 diperkirakan akan memukul kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor konstruksi.
Sejauh ini, sudah empat emiten BUMN Karya yang melaporkan perkiraan dampak pandemi terhadap kinerja perseroan melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Secara umum, pandemi membuat operasional perusahaan terbatas, terutama di wilayah yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Manajemen PT Adhi Karya (Persero) Tbk. melansir, pembatasan operasional telah terjadi selama 1 bulan—3 bulan. Kontribusi proyek terdampak mencapai 25 persen dari total pendapatan sehingga di akhir Maret 2020, Adhi Karya memprediksi laba bersih bakal turun 75 persen.
Pembatasan operasional ini diperkirakan akan turut mempengaruhi kemampuan perseroan membayar pokok utang jangka pendek sebesar Rp 4 triliun. Emiten bersandi saham ADHI itu lantas mengajukan perpanjangan atau roll over kepada perbankan atas cash loan (CL) dan non cash loan (NCL) yang jatuh tempo selama periode pandemi.
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Parwanto Noegroho menyatakan belanja modal itu hanya akan difokuskan untuk pembelian aset tetap. Sementara itu, alokasi untuk investasi akan cenderung ditunda.Total belanja modal yang disiapkan mencapai Rp1,4 triliun, turun dari proyeksi semula sebanyak Rp 5,5 triliun.