TEMPO.CO, Jakarta - Perhelatan Sensus Penduduk Online 2020 bakal berakhir pada Jumat besok, 29 Mei 2020. Deputi Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik atau BPS Margo Yuwono mengatakan sejauh ini penduduk yang merespons baru mencapai sekitar 47 juta penduduk atau sekitar 77 persen dari target.
Padahal, BPS menargetkan sensus penduduk online itu bisa menjangkau 22,9 persen dari total penduduk atau sekitar 61 juta penduduk. "Kami sedang mengevaluasi lagi apakah akan diperpanjang atau tidak," ujar Margo kepada Tempo, Kamis, 28 Mei 2020.
Sebelumnya BPS telah memperpanjang tenggat waktu sensus penduduk tersebut. Mulanya, sensus online ditencanakan berlangsung 15 Februari hingga 31 Maret 2020. Namun, lantaran adanya wabah Covid-19 dan target sensus daring yang belum tercapai, maka tenggat waktu sensus daring tersebut diperpanjang ke Mei 2020.
Untuk memaksimalkan satu hari sebelum penutupan sensus penduduk, Margo mengatakan lembaganya sudah melakukan publikasi melalui beberapa saluran. Saluran publikasi itu misalnya melalui media sosial, sekolah, kementerian dan lembaga, hingga dinas-dinas di daerah.
Setelah sensus penduduk online ditutup, BPS akan bersiap untuk melakukan sensus secara offline, melalui sistem pintu ke pintu alias door-to-door. Skema itu dilakukan agar sensus penduduk bisa mencakupi seluruh masyarakat Indonesia.
"Sensus itu kan cakupannya untuk semua penduduk, jadi untuk penduduk yang belum ikut secara online, sensus akan dilakukan secara offline atau door-to-door pada September mendatang," ujar BPS.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan sensus penduduk 2020 akan menjadi tolak ukur bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan pembangunan yang efektif.
"Data yang akurat sangat penting untuk kebijakan yang tepat. Jangan sampai eksekusi program atau kebijakan tidak berpegang data akurat," kata Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, pertengahan Januari 2020 lalu.
Jokowi mengatakan, saat ini, data menjadi komoditas yang paling penting di dunia. "Saya sering menelepon langsung kepala BPS untuk menanyakan langsung soal data. Data adalah 'the new oil', bahkan lebih berharga dari minyak," kata Kepala Negara.
Menurut Jokowi, saat ini jumlah penduduk di Indonesia 267 juta jiwa. Ia memprediksi angka ini akan meningkat menjadi 319 juta penduduk pada 2045. Dengan penduduk sebanyak itu, data demografi dan persebaran menjadi penting untuk menentukan kebijakan pembangunan yang tepat.
ANTARA