TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak dunia turun dua hari beruntun setelah laporan menunjukkan lonjakan stok minyak mentah AS, sehingga meningkatkan kekhawatiran baru atas kelebihan pasokan. Sementara itu, keraguan juga merayap di pasar atas komitmen Rusia untuk mempertahankan pembatasan produksi.
Pada perdagangan hari ini, Kamis, 28 Mei 2020, pukul 06.06 WIB, harga minyak WTI kontrak Juli 2020 terkoreksi 4,48 persen atau 1,47 poin menjadi US$ 31,34 per barel. Adapun harga minyak Brent kontrak Juli 2020 turun 3,95 persen atau 1,43 poin menuju US$ 34,74 per barel.
Dikutip dari Bloomberg, American Petroleum Institute (API) melaporkan bahwa persediaan minyak AS naik 8,73 juta barel pekan lalu. Jika dikonfirmasi oleh data pemerintah pada hari Kamis itu akan membalikkan dua minggu penurunan sebelumnya.
Berdasarkan laporan API, penambahan pasokan mingguan menjadi sebuah indikasi bahwa pemangkasan pasokan yang tercatat tidak menguras surplus pasokan dengan cukup cepat. Pasokan bensin juga membengkak sebesar 1,12 juta barel, menurut laporan itu.
Laporan API pun menunjukkan pasokan di pusat penyimpanan utama Cushing, Oklahoma, turun 3,37 juta barel, yang akan menjadi penurunan mingguan ketiga berturut-turut.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Arab Saudi Mohammed bin Salman pada hari Rabu kemarin menegaskan kembali kerja sama mereka dalam kesepakatan pasokan OPEC + menjelang pertemuan 9-10 Juni 2020. Namun, sebelumnya Rusia mengatakan bahwa mereka ingin mengurangi pembatasan segera setelah perjanjian saat ini berakhir pada Juli, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
Komitmen OPEC + untuk mengurangi produksi hampir 10 juta barel per hari mulai Mei ini yang kemudian membantu menaikkan harga minyak sekitar 70 persen bulan ini. “Namun, pemulihan pasar masih rapuh, dengan harga yang lebih tinggi kemungkinan akan mendorong produsen untuk memutar kembali keran produksi saat pandemi masih meredam sisi permintaan,” papar analisis Bloomberg, Kamis, 28 Mei 2020.
Sementara itu, pasar fisik telah pulih dalam beberapa hari terakhir karena perekonomian dibuka kembali. Kilang-kilang India, Cina, dan Korea Selatan membeli kargo yang tertekan sebagai tanda permintaan kembali.
Sedangkan di Amerika Serikat, pakar penyakit menular top Anthony Fauci mengatakan bahwa ada kemungkinan bahwa vaksin virus Corona akan tersedia pada akhir tahun 2020 dan kemampuan pengujian AS meningkat. Pernyataan itu memberi optimisme bahwa negara itu dapat kembali bekerja lebih cepat dari yang diperkirakan.
BISNIS