TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) melakukan survei terhadap 41.393 pengemudi Gojek selama pandemi Covid-19. Hasilnya, 44 persen pengemudi Gojek tetap memberikan bantuan sosial ke sesama mereka, sekalipun penghasilan menurun.
“Riset ini menunjukkan di tengah kesusahan yang sedang melanda akibat pandemi, bagian dari ekosistem Gojek masih bergotong royong membantu,” kata Wakil Kepala Lembaga Demokrasi, FEB UI, Paksi Walandaouw dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu, 27 Mei 2020.
Adapun bantuan ini diberikan kepada berbagai pihak. Di antaranya yaitu 18 persen anggota keluarga, 11 persen kepada masyarakat yang membutuhkan, dan 15 persen kepada komunitas pengemudi atau langsung pada sesama mitra.
Bantuan juga datang dari perusahaan. Sebanyak 89 persen di antaranya mendapat bantuan sosial dari perusahaan. Lalu 21 persen dari konsumen, dan 5 persen dari sesama mitra. Sebagian juga mendapat bantuan dari pemerintah.
Khusus dari perusahaan, 77 persen mendapat program sembako atau voucher makanan gratis. Lalu sisanya mendapat bantuan posko aman, seperti fasilitas cek suhu tubuh, paket kesehatan seperti masker, hand sanitizer, dan penyemprotan desinfektan kendaraan, hingga keringanan cicilan.
Selain itu, mayoritas dari mereka juga merespon positif bantuan dari perusahaan. Sehingga, 89 persen tetap berencana untuk menjadi pengemudi Gojek. 73 persen di antara mereka juga optimis penghasilan akan naik kembali setelah Covid-19. “Optimisme mitra ini menarik karena menunjukkan adanya kepercayaan mitra pengemudi pada ekosistem ekonomi digital sebagai tempat mencari nafkah,” kata Paksi.
Adapun survei ini dilakukan secara online dengan metode simple random sampling kepada mitra pengemudi roda dua (GoRide) dan roda empat (GoCar) Gojek yang sudah bergabung selama minimal tiga bulan terakhir.
Survei disebar ke seluruh mitra yang memenuhi syarat selama periode pertengahan Mei 2020. Total responden yang dianalisis adalah 41.393 dengan Margin of Error kurang dari 1 persen, dengan proporsi terbesar di Jawa-Bali (60 persen).