TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menggelar silaturahmi digital bersama jajaran Kementerian Keuangan pada Senin, 25 Mei 2020. Dalam kesempatan itu, ia melaksanakan halal bihalal dengan jajaran pimpinan di kementeriannya hingga ke tataran pelaksana yang ada di lapangan.
Dalam kesempatan itu, ia mengucapkan terima kasihnya kepada jajaran kementeriannya yang tetap semangat bekerja dan melaksanakan tugas di tengah pandemi Covid-19. "Saya ingin berterima kasih, penghargaan dan rasa syukur saya sebagai pimpinan Kementerian Keuangan. Terima kasih kepada anda semua, terima kasih telah menjalankan tugas dan kita terus bersabar, bersyukur dan berikhtiar. Minal aidzin walfaidzin, maaf lahir batin," ujar dia dalam sambutannya di acara tersebut.
Sri Mulyani mengatakan puasa Ramadan adalah ibadah yang didesain untuk membuat umat Islam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selama Ramadan, ketakwaan dan ketawakalan diasah dan diuji. Pada tahun ini, ujar dia tantangan itu bertambah dengan adanya Covid-19. "Bahwa kita diuji sedemikian oleh sang maha pencipta untuk meskipun menghadapi situasi yang luar biasa, bahkan untuk satu generasi seperti kita itu unprecedented. Karena presedennya pernah terjadi pada 1918, bahkan orang tua kita saja belum lahir."
Karena itu lebaran kali ini di tengah pandemi, kata Sri Mulyani, adalah simbol bagi umat manusia. Bahwa dalam sebuah perjalanan, manusia harus menahan diri, menahan hawa nafsu, menahan segala emosi; menahan diri dalam berbuat dosa, berpikir jahat, berhari dengki, merasa marah, putus asa hingga takut. Ia mengatakan rasa itu bisa ditahan karena percaya Yang Maha Pencipta akan memberikan kemudahan dan kemenangan.
"Hari ini adalah simbol yang baik. Ada elemen kesucian, artinya kita membasuh diri kita dari segala nafsu kita, ada elemen kepasrahan karena kita sudah berikhtiar secara luar biasa dan akhirnya kita berpasrah kepada tuntunan untuk mendapat solusi, tapi ada juga elemen ketawakalan yang merupakan suatu resiliensi, ada daya tahan," ujar Sri Mulyani.
Karena itu, di dalam menghadapi tantangan dari kondisi saat ini, tutur dia, manusia harus bisa menahan diri dan pasrah namun tidak boleh menyerah. Kondisi tersebutlah yang disebut sebagai daya tahan, bahwa manusia tetap memiliki harapan dan tetap berikhtiar tanpa henti.
Dalam kesempatan itu pun Sri Mulyani meminta jajaran Kementerian Keuangan, baik di tingkat pimpinan hingga pelaksana untuk tetap menjaga semangat tersebut. Meskipun di tengah kondisi yang mengharuskan jauh dari keluarga saat lebaran ini. "Saya berharap kita tetap bisa memelihara semangat tadi. Semangat untuk terus berikhtiar tapi sekaligus tawakal. Kita tetap semangat mencari solusi," ujar Sri Mulyani.