TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan memprediksi jumlah calon penumpang arus balik di Bandara Adi Sumarmo, Solo, melonjak seusai Idul Fitri 1441 Hijriah. Untuk mengantisipasi lolosnya penumpang yang tidak sesuai kriteria pengendalian transportasi pada masa pelarangan, Kementerian pun mengetatkan pengawasan.
"Kami mengantisipasi adanya kemungkinan arus balik yang volumenya cukup besar dari Jawa Tengah, khususnya dari Solo, sehingga perlu dipersiapkan dengan baik pengawasannya. Kami juga memastikan protokol kesehatan bisa diimplementasikan," ujar Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati, di Jakarta, Sabtu, 23 Mei 2020.
Kriteria penumpang yang diizinkan melakukan perjalanan selama masa pelarangan mudik telah diatur dalam Surat Edaran Gugus Tugas Nomor 4 Tahun 2020 tentang Kriteria Pembatasan Perjalanan Orang Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19. Menurut beleid itu, penumpang yang masuk kriteria adalah pasien dengan kondisi darurat, orang dengan keperluan perjalanan dinas, orang yang keluarga intinya sakit keras atau meninggal dunia, petugas medis, serta migran yang melakoni perjalanan repatriasi atau pemulangan.
Adita mengatakan pengetatan pengawasan terhadap calon penumpang akan dilakukan di berbagai sisi. Termasuk di antaranya di pos-pos pengecekan dokumen perjalanan hingga pos validasi. Upaya ini ditempuh untuk mengantisipasi terjadinya penumpukan penumpang seperti yang terjadi di Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, 14 Mei lalu.
General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Adi Soemarmo Abdullah Usman mengungkapkan pihaknya telah mempersiapkan sejumlah skenario bila lonjakan calon penumpang terjadi setelah Idul Fitri. Adapun saat ini, bandara tersebut hanya melayani delapan pesawat per hari untuk tujuan Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
"Pesawat cuma melayani para penumpang yang masih diperbolehkan bepergian sesuai dengan kriteria dan syarat yang tertuang di dalam SE Gugus Tugas Nomor 4 Tahun 2020," ucapnya.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA