TEMPO.CO, Jakarta - PT PLN Persero memprediksi konsumsi listrik di area Jakarta pada Lebaran 1441 Hijriah meningkat 30,31 persen ketimbang tahun lalu. Melonjaknya beban listrik terjadi karena masyarakat tidak melakukan aktivitas mudik dan memfokuskan kegiatannya di rumah.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, Doddy B. Pangaribuan mengatakan fenomena ini tak biasa lantaran umumnya, di masa Lebaran, konsumsi setrum di Ibu Kota justru menurun. "Ini anomali. Pada Lebaran kondisi normal, biasanya konsumsi listrik turun 50 persen karena orang mudik, kantor tutup, pabrik tutup dan lain-lain," tuturnya dalam konferensi virtual, Jumat, 22 Mei 2020.
Adapun beban puncak selama hari H perayaan Idul Fitri diproyeksikan mencapai 3.508,31 MW. Angka ini serupa dengan beban puncak Jakarta saat akhir pekan selama pandemi Covid-19.
Untuk menjamin pasokan listrik aman alias tidak ada pemadaman selama Lebaran, Doddy mengungkapkan perseroan telah menambah personel di lapangan menjadi 2.688 orang. Di samping itu, PLN menyiagakan peralatan pendukung untuk mengawal pasokan dan keandalan kelistrikan.
PLN juga telah melakukan inspeksi jaringan listrik dan simulasi keandalan di Masjid Istiqlal, Jakarta, pada 19 Mei. Upaya serupa turut dilakukan di 35 rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 dan tiga lembaga non-rumah sakit.
Doddy memastikan pasokan listrik akan aman. Sebab, perkiraan beban puncak saat Idul Fitri berada di bawah daya mampu pembangkit di Jakarta yang berada di angka 11.460 MW. "Kami juga telah bersiaga sejak H-7 sampai H+ Lebaran," ucapnya.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA