TEMPO.CO, Jakarta - Bio Farma menyiapkan sejumlah skenario untuk membantu penanganan pandemi Covid-19. Salah satunya dengan mengembangkan mobile lab Bio Safety Level (BSL) 3 untuk menambah kapasitas pemeriksaan laboratorium pasien Covid-19.
"Inisiatif pembuatan skenario ini, dilakukan sesuai komitmen Bio Farma sebagai Induk Holding BUMN Farmasi, untuk berperan aktif secara luas dalam mewujudkan health security di Indonesia, dan secara khusus sebagai upaya percepatan penanganan Pandemi COVID-19,” kata Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir, dikutip dari rilis, Kamis, 21 Mei 2020.
Bio Farma sengaja mengembangkan mobile lab dengan standar Bio Safety Level 3 untuk dipergunakan sejumlah lembaga membantu pemeriksaan pasien Covid-19. Mobile lab tersebut akan berfungsi sebagai Emergency Response untuk melakukan uji swab tes PCR untuk diagnosis kasus Covid-19.
Skenario selanjutnya memproduksi Real Time- Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) kit yang merupakan hasil kerja-sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Nusantics dengan Gerakan Indonesia Pasti Bisa. Bio Farma bertugas memproduksi dan menguji RT-PCR kit bersama 10 laboratorium untuk pengujian akurasi dan spesivitas.
Kit RT-PCR tersebut belum lama diluncurkan Presiden Joko Widodo. Saat ini kit tersebut sudah mulai didistribusikan ke 31 laboratorium sesuai rekomendasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Bio Farma juga membantu penelitian plasma konvalesen bekerjasama dengan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto. Plasma konvalesen merupakan terapi yang diberikan pada pasien Covid-19 yang memasuki masa kritis dengan memberikan plasma pasien yang sudah dinyatakan sembuh. Bio Farma bertuagas memeriksa kadar antibodi pasien yang telah sembuh atas virus SARS-Cov-2 penyebab Covid-19 sebelum dinyatakan layak untuk diberikan pada pasien Covid-19.
Bio Farma sedang melakukan penelitian untuk menemukan vaksin Covid-19 lewat dua skema. Pertama dengan kolaborasi dengan sejumlah stakeholder di tingkat nasional bersama Kementerian Riset dan Teknologi, Eijkman, dan Litbangkes Kementerian Kesehatan. Skema kedua dengan menggandeng partner dari lembaga riset dan manufaktur di luar negeri yang memiliki potensi kerja-sama dengan Indonesia dibantu oleh KBRI untuk pendampingannya.
Menteri BUMN Erik Thohir dan sejumlah pejabatnya, bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berkunjung ke Bio Farma hari ini, Kamis, 21 Mei 2020. “Saya meminta Bio Farma untuk terus meningkatkan koordinasi dan kolaborasi dengan Kementerian /Lembaga lain, untuk mempermudah koordinasi, dan mempercepat output dari rencana yang sudah disiapkan Bio Farma dalam menghadapipandemi Covid-19 ini,” kata Erik Thohir, dikutip dari rilis, Kamis, 21 Mei 2020.
Sementara itu Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sempat menyatakan ketertarikannya memiliki laboratorium bergerak atau mobile lab BSL 3 yang tengah dikembangkan Bio Farma. “Mobile lab ini, nantinya kalau sudah ada banyak, bisa berkeliling untuk bisa melakukan pengetesan kepada masyarakat,” kata Ridwan Kamil, dikutip dari rilis, Kamis, 21 Mei 2020.