TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan kekecewaannya pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk atau Telkom. Penyebabnya, Telkom terlambat membuat aplikasi telekonferensi sendiri.
Padahal, Telkom telah diminta menyiapkan aplikasi itu sejak November 2019. “Masa hanya Cisco yang bikin, tapi krisis terjadi mereka (Telkom) belum siap aplikasinya, akibatnya aplikasi Zoom yang dipakai seluruh orang,” kata Budi dalam acara Steel Industry Roundtable Online pada Rabu, 20 Mei 2020.
Memang, kata Budi, kinerja Telkom masih bagus di tengah Covid-19 ini. Sebab, semua orang melakukan work from home (WFH). Sehingga, permintaan terhadap telekomunikasi meningkat.
Dengan pemakaian Zoom pun, Telkom menuai keuntungan dan tambahan pendapatan. Sebab, penggunaan Zoom juga membutuhkan fasilitas telekomunikasi. “Apakah saya bangga? Tidak,” kata Budi.
Sebab, kata Budi, Telkom jangan hanya menyediakan infrastruktur telekomunikasi semata. Budi ingin Telkom bergeser dan bisa membuat aplikasi, layaknya Zoom yang terlambat mereka bikin tersebut.
Adapun Zoom adalah aplikasi yang berasal dari San Jose, California, Amerika. Aplikasi ini didirikan sejak 2011. Di masa WFH Covid-19, aplikasi ini pun kian populer dan makin banyak digunakan untuk berbagai pertemuan, termasuk untuk konferensi pers kementerian.
Belakangan, pada 5 Mei 2020, Telkom dan anak usahanya, PT Telkomsel meluncurkan aplikasi telekonferensi milik mereka sendiri. Namanya CloudX.
Akan tetapi, aplikasi ini belum digunakan penuh, layaknya Zoom. Hingga berita ini ditulis, acara yang diikuti Budi Gunadi hingga konferensi pers APBN Kementerian Keuangan masih menggunakan aplikasi Zoom.