TEMPO.CO, Jakarta - Sejak pandemi corona, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II atau IPC mencatat penurunan arus penumpang yang cukup signifikan, yakni 30,2 persen. Dari 273.400 penumpang pada April 2019 menjadi 190.900 penumpang pada periode yang sama tahun ini.
Penurunan trafik juga terjadi pada arus kapal mengalami penurunan sebesar 9,32 persen. Pada periode April 2019 jumlah arus kapal sebanyak 68,44 juta GT namun kini menjadi 62,06 juta GT.
“Kegiatan di pelabuhan sebagian besar itu adalah barang. Sekitar bulan April sudah ditutup untuk kegiatan penumpang,” kata Direktur Utama PT Pelindo II Arif Suhartono dalam konferensi pers virtual, Rabu 20 Mei 2020.
Arif memprediksi Mei ini akan terjadi penurunan yang lebih tajam lagi karena bertepatan saat Lebaran di mana kegiatan industri sementara waktu berhenti. “Biasanya satu minggu sampai Lebaran itu terjadi penurunan kegiatan di pelabuhan karena wajar pabrik-pabrik mengalami penutupan, tidak ada aktivitas,” katanya.
Sementara itu, jumlah arus peti kemas juga turun sebesar 4,8 persen. Dari 2,49 juta TEUs pada periode yang sama tahun lalu kini menjadi 2,37 juta TEUs.
Arif mengatakan, penurunan ini dipengaruhi penurunan lalu lintas perdagangan akibat pandemi COVID-19. Namun, ia menilai penurunan tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan industri lain. “Ini masih sangat baik dibandingkan dengan industri lain. Imbas pandemi ini belum terlalu menghantam trading (perdagangan),” katanya.
Sementara itu, untuk arus nonpeti kemas turun sebesar 8,4 persen menjadi 18,33 juta TEUs. Pada periode yang sama tahun lalu, jumlahnya masih 20,02 juta TEUs.
Untuk itu, Pelindo II memangkas anggaran investasi sebesar Rp 1 triliun, terutama untuk kegiatan yang tidak berpengaruh langsung kepada layanan, seperti renovasi kantor. Namun, untuk proyek-proyek strategis seperti Pelabuhan Kijing, Kalimantan Barat dan Jalan Tol Cibitung-Cilincing (JTCC) tidak mengalami penundaan.
ANTARA