TEMPO.CO, Jakarta - Setelah ayam peternak, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta BUMN membeli ikan milik nelayan. Nantinya, ikan yang dibeli bisa disalurkan untuk berbagai kebutuhan, salah satunya bantuan sosial.
“Kami kemarin beli daging ayam, karena harga sempat turun. Kini kami sedang pelajari untuk ikan,” kata dia dalam acara Indonesia Moving Forward pada Rabu, 20 Mei 2020.
Erick belum menjelaskan rinci soal mekanisme dan jumlah pembelian ikan ini. Saat ini beberapa BUMN telah bergerak di sektor perikanan, salah satunya Perum Perikanan Indonesia alias Perum Perindo.
Awal Mei, beberapa BUMN diminta membeli daging dan telur ayam peternak. Kebijakan ini dilakukan karena harga ayam di tingkat peternak anjlok sehingga mereka menderita kerugian hingga Rp 8.000 per kg.
Sejumlah BUMN yang dapat penugasan yaitu PT Berdikari (Persero) dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) atau PPI. Mereka diminta menyerap 4 juta ekor ayam dengan harga Rp 17.500 per kg.
Tak hanya itu, sembilan BUMN diminta memasok kebutuhan sehari-hari untuk warung kecil, dalam program Warung Tetangga Kementerian Koperasi dan UKM.
BUMN telah memulainya dengan membeli 5.000 telur dan menyalurkan ke warung kecil di Jakarta. Total, ada sembilan BUMN terlibat di dalamnya, yakni Berdikari dan PPI, ada juga BRG, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), Perum Perindo, PT Perikanan Nusantara, PT Garam, PT Sang Hyang Seri, dan PT Pertani.
FAJAR PEBRIANTO