TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI mencatatkan laba bersih sebesar Rp 4,25 triliun pada kuartal I tahun 2020. Pencapaian tersebut naik dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yakni 4,08 triliun.
Direktur Tresuri dan Internasional BNI Putrama Wahju Setyawan mengatakan, perseroan melewati triwulan pertama tahun ini dengan banyak tantangan. "(Tapi) BNI mampu mencatatkan laba bersih pada kuartal I 2020 sebesar Rp 4,25 triliun atau meningkat 4,3 persen year-on-year (YoY) dibanding kuartal I 2019 sebesar Rp 4,08 triliun," kata dia saat paparan BNI secara virtual, Selasa 19 Mei 2020.
Dari sisi profitabilitas BNI, kinerja kredit mampu mendorong pertumbuhan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) sebesar Rp 9,54 triliun atau meningkat 7,7 persen YoY dibanding periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp 8,86 triliun.
Kenaikan NII tersebut dikontribusikan oleh kenaikan pendapatan bunga sebesar 3,8 persen dan penurunan beban bunga sebesar -2,5 persen . Penurunan beban bunga ini, kata Putrama, disebabkan oleh biaya dana (cost of fund) yang turun sebesar 30 bps. Ini terjadi karena perolehan dana murah (CASA) yang juga meningkat dibanding kuartal I 2019.
Adapun dari sisi beban operasional, strategi efisiensi tetap dilakukan, terutama pada pos biaya variabel. Sehingga beban operasional BNI pada kuartal I 2020 dapat tumbuh terkendali sebesar 1,7 persen YoY.
'Dalam kondisi yang sangat menantang seperti ini, likuiditas BNI akan tetap dikelola secara prudent, seperti tercermin pada indikator atau rasio-rasio likuiditas yang seluruhnya telah sesuai dengan ketentuan regulator dan risk appetite internal," ucap Putrama.