TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) meminta para pelaku usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) beradaptasi dengan wabah pandemi Covid-19 dengan cara khusus. Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Nia Niscaya menjelaskan, UMKM dapat menerapkan prinsip Accept, Adapt, Digital, dan Creative Collaboration atau AADC.
“'Accept yang dimaksud adalah kita harus menerima kondisi saat ini untuk dihadapi bersama-sama," tutur Nia, Selasa, 19 Mei 2020.
Setelah menerima keadaan, kata Nia, UMKM harus menerapkan prinsip adapt atau menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi saat ini. Barulah ketika keduanya sudah dijalankan, UMKM dapat memgeksplorasi serta mengembangkan usahanya melalui teknologi digital.
Menurut Nia, transformasi ini akan dibantu oleh platform marketplace. Ia mencontohkan, saat ini, e-commerce Blibli telah menyediakan tempat bagi UMKM menyalurkan produknya.
Terakhir, ujar dia, UMKM perlu menjalankan creative collaboration dengan membuka kesempatan bekerja sama seluas-luasnya dengan mitra. Di samping itu, Nia meminta masyarakat menjadi konsumen bagi produk-produk lokal.
"Ini cara untuk mendukung pelaku ekonomi kreatif subsektor kuliner, fashion, dan kriya agar mampu meningkatkan omzet penjualannya dengan optimasi promosi melalui platform e-commerce secara terintegrasi," tuturnya.
Vice President Galeri Indonesia Blibli Andreas Ardian Pramaditya mengakui, perekonomian Indonesia tengah memasuki masa sulit lantaran terdampak wabah Covid-19. Banyak sektor pun terimbas, termasuk pelaku usaha kecil.
Melihat hal ini, kata dia, Blibli.com sebagai e-commerce mendukung UMKM untuk bertahan di tengah pandemi dengan tidak mengambil komisi dari tiap transaksi. "Kami terus mencari dan memberikan yang terbaik bagi merchant UMKM kami. Di tengah pandemi ini, kami memberi margin nol persen, semuanya kami kembalikan kepada para mereka di tengah pandemi ini," katanya.
Andreas menjelaskan, Blibli saat ini memiliki kanal khusus yaitu Galeri Indonesia yang sengaja disediakan untuk para pelaku UMKM. Namun, pelaku yang memasarkan produk di laman ini telah dikurasi.
"Untuk itu kami butuh komitmen yang kuat dari para pelaku terhadap produknya. Agar kepercayaan masyarakat akan produk lokal bisa terjaga. Sehingga masyarakat juga bisa bangga pada produk buatan Indonesia," ujarnya.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA