TEMPO.CO, Jakarta - PT Kalbe Farma Tbk.(KLBF) menyatakan pada kuartal I tahun 2020 belum merasakan dampak pandemi virus corona atau Covid-19 terhadap kinerja perseroan. Hal itu terlihat pada penjualan hanya tumbuh 8 persen.
Direktur Kalbe Farma Bernardus Karmin Winata memprediksi pandemi corona baru akan memberikan dampak pada kinerja perseroan di kuartal II nanti. Hal itu berdasarkan data lapangan terbaru sudah menunjukan jumlah pasien reguler yang mengalami penurunan, lalu mobilitas konsumen yang relatif terbatas, serta produk-produk makanan dan minuman Kalbe Farma pun juga cenderung turun penjualannya.
"Kami perkirakan di kuartal II mulai terasa dan memang skenario jeleknya bisa negatif," ujarnya saat paparan RUPST secara virtual, Senin 18 Mei 2020.
Demi kinerja perusahaan tetap positif, lanjut Bernardus, Kalbe Farma tengah mempertimbangkan opsi lain dengan melakukan penjualan melalui platform digital. Sebab saat pandemi seperti sekarang, konsumen Kalbe Farma banyak yang berada di rumah. Sehingga dia berharap, dengan cara tersebut bisa lebih mendekatkan produknya.
"Ini yang kami kerjakan terus supaya dampak bisa diminimalisir dari Covid-19 bisa lebih rendah," ucapnya.
Lalu Kalbe Farma juga tengah melihat potensi lonjakan permintaan pada jenis vitamin, suplemen, jamu herbal serta alat kesehatan. Oleh karena itu, kata Bernardus, pihaknya akan mengkombinasikan produk-produk tersebut demi mengurangi dampak dari pandemi.
Adapun mengenai revisi target pertumbuhan pada tahun ini, Bernerdus mengatakan hal tersebut masih terlalu dini. Dia mengakui pihaknya belum bisa memprediksi hal tersebut dengan baik, karena Covid-19 belum ada tanda-tanda untuk menurun atau berakhir.
EKO WAHYUDI