TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menjelaskan alasan masih ada peserta kartu prakerja yang belum menerima insentif sebesar Rp 600.000, meskipun telah menyelesaikan pelatihan pertama.
Ia mengatakan ada sejumlah hal yang mesti dipastikan terlebih dahulu sebelum dana ditransfer kepada penerima manfaat. "kami meminta maaf apabila terjadi keterlambatan dalam transfer insentif ke wallet atau bank, karena memang kita harus memastikan transaksi yang dilakukan di platform digital itu harus sudah diterima datanya direkonsiliasi yaitu melihat apakah sertifikatnya sudah diberikan kepada teman-teman atau tidak," ujar dia dalam diskusi daring, Ahad, 17 Mei 2020.
Di samping itu, Denni mengatakan syarat lainnya adalah peserta prakerja harus sudah memberikan ulasan dan rating kepada program pelatihan yang telah. Sebelum persyaratan itu belum dipenuhi dan laporannya belum masuk di PMO Kartu Prakerja, maka penyelenggara pun belum bisa mengirim uang insentif tersebut kepada penerima.
Saat ini, perihal pengiriman dana insentif itu, kata Denni, telah dilakukan menggunakan sistem. Mulanya, verifikasi dan transfer dilakukan secara semi-manual. Padahal, hingga saat ini sudah banyak sekali peserta yang melakukan transaksi. "Makanya kami terus mengejar."
Denni berujar hingga saat ini sudah ada lebih dari 250.000 penerima manfaat yang sudah menyelesaikan pelatihan pertama dan menerima insentif di rekeningnya masing-masing. "Saya minta maaf, semoga setelah ini bisa lebih lancar karena hal-hal yang sifatnya manual sudah menjadi otomatis," ujar dia. Ia memastikan peserta yang telah menerima insentif bulan pertama akan mendapat insentif kedua pada bulan depan.
Saat ini, program kartu prakerja telah berjalan sebanyak tiga gelombang. Pada gelombang pertama ada 168.111 orang yang berhak mendapat fasilitas tersebut, gelombang II meloloskan 288.154 orang, dan pada 11 Mei lalu dikabarkan sekitar 224.000 orang masuk pada gelombang III.