TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki mengatakan pemerintah tengah menyiapkan strategi untuk berdamai dengan virus corona. Upaya ini dilakukan untuk menghidupkan sejumlah sektor usaha yang ambruk sembari tetap memperhatikan protokol kesehatan.
"Kalau sampai September ini (pandemi) tidak tuntas, tekanan ke APBN sangat besar. Jadi kita siapkan strategi untuk berdamai, berdampingan dengan Covid-19," ujar Teten dalam konferensi virtual bersama Grab Indonesia, Jumat, 15 Mei 2020.
Teten mengungkapkan, seluruh kementerian telah diinstruksikan untuk menyisir sektor-sektor usaha mana yang lebih dulu bisa direaktivasi. Sejalan dengan itu, para menteri pun dimandatkan menanyai kesanggupan pelaku usaha untuk tertib menerapkan protokol kesehatan seandainya kegiatan ekonomi akan dibuka.
"Jadi kita tetap produktif, tapi juga tetap menjalankan protokol Covid-19," tuturnya.
Presiden Jokowi beberapa waktu lalu mengungkapkan bahwa negara terus berupaya untuk menekan tingkat penyebaran kasus corona. Namun, menyitir beberapa ahli, dia mengatakan turunnya kasus tidak berarti langsung menghapus Covid-19.
"Ada kemungkinan masih bisa naik lagi atau turun lagi, naik sedikit lagi, dan turun lagi dan seterusnya," tuturnya. Artinya, menurut Jokowi, sampai vaksin virus ini ditemukan, masyarakat harus hidup berdamai dengan Covid-19.
Pengamat kesehatan dari Universitas Indonesia (UI), Hasbullah Thabrany, mengungkapkan pelbagai kemungkinan perubahan perilaku masyarakat di masa mendatang setelah kurva penyebaran kasus corona melandai dan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dicabut. Menurut dia, masyarakat dapat kembali beraktivitas seperti semula, namun tetap akan dihadapkan pada risiko tambahan.
"Risiko terkena virus corona masih tetap ada. Jadi, masyarakat hidup normal dalam risiko tambahan, seperti saat kita menghadapi ancaman tertular TBC, DBD, dan lain-lain," ucapnya kepada Tempo, 7 Mei lalu.
Hasbullah menjelaskan, dalam menghadapi ancaman tersebut, masyarakat diwajibkan mengubah perilakunya. Upaya ini penting untuk mengantisipasi adanya penularan penyakit lebih lanjut. Apalagi, kata dia, saat ini vaksin virus corona belum kunjung ditemukan.
Selanjutnya, pasca-PSBB, ia juga mensinyalir masyarakat akan beraktivitas normal, namun dengan situasi yang baru. Kondisi ini acap disebut sebagai "new-normal" dalam konsep kehidupan setelah corona.
Adapun pakar epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono, mengatakan, setelah kegiatan ekonomi dilonggarkan, pemerintah tak boleh berhenti menggelar pengetesan spesimen virus corona. "Tes harus dilakukan terus-menerus sampai nanti tidak ada kasus lagi," tuturnya.
Bahkan, kata dia, pemerintah tetap wajib menambah jumlah tes untuk mengetahui peta dan kurva penyebaran virus corona secara aktual. Seandainya upaya ini tidak dilakukan, dia khawatir Indonesia akan mengalami gelombang selanjutnya untuk penyebaran kasus tersebut.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | DEWI NURITA