TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 tak hanya mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, tetapi juga berdampak terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan alias Sustainable Development Goals (SDGs). Salah satu tujuan yang akan terdampak, menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), yaitu pada aspek ketenagakerjaan dan pengurangan kesenjangan masyarakat.
“Jika kita ada tidak intervensi, tingkat kemiskinan pada 2020 bisa mencapai 10,54 persen. Namun jika kita intervensi, kemiskinan dapat ditekan menjadi 9,24 persen,” kata Deputi Bidang Kemaritiman dan SDA, Bappenas Arifin Rudiyanto dalam siaran resmi di Jakarta, Jumat, 15 Mei 2020.
Untuk itu, Arifin mengatakan kelompok menengah juga memerlukan bantuan. Tujuanya agar tidak turun menjadi kelompok miskin. Tak hanya pada aspek kemiskinan, tujuan bidang kelaparan pun juga terganggu. "Karena logistik pangan terganggu akibat PSBB serta akses terhadap pangan menurun akibat PHK," kata dia.
Terakhir kali, Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat angka kemiskinan pada September 2019 mencapai 9,22 persen. Jumlah tersebut mencakup 24,79 juta orang. Angka ini turun 0,19 persen poin terhadap Maret 2019 dan menurun 0,44 persen poin terhadap September 2018.
Sementara itu, SMERU Research Institute juga melakukan riset terbaru mengenai proyeksi angka kemiskinan akibat pandemi Covid-19. Dalam skenario terkecil, SMERU memprediksi angka kemiskinan pada Maret 2020 naik menjadi 9,7 persen atau bertambah 1,3 juta orang miskin baru.
Tapi dalam skenario terberat, angka kemiskinan di Indonesia pada bulan tersebut diproyeksi naik hingga 12,4 persen. Jumlah penduduk miskin di seantero negeri pun bertambah menjadi 33,24 juta orang, bertambah 8,5 juta orang miskin baru.
“12,4 persen ini sama dengan kondisi pada 2011, dengan kata lain, usaha pemerintah selama sembilan tahun untuk menurunkan angka kemiskinan akan sia-sia,” demikian keterangan resmi dari SMERU Research Institute di Jakarta, Jumat, 17 April 2020.
FAJAR PEBRIANTO