TEMPO.CO, Jakarta - PT Freeport Indonesia tetap beroperasi meski sudah ada 51 karyawan mereka di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, yang dinyatakan positif terjangkit virus Corona atau Covid-19. Holding Industri Pertambangan PT Inalum (Persero) atau MIND ID sebagai pemegang saham mayoritas, menyatakan rencana sampai sejauh ini tidak ada rencana penutupan operasional.
“Kalau untuk tutup tutup operasional, itu pilihan yang saya rasa tidak ada, karena tindakan sudah diambil sesuai prosedur,” kata Dirut Utama Mind ID Orias Petrus Moedak dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat, 15 Mei 2020.
Sebelumnya, permintaan untuk menutup operasional datang dari Bupati Mimika Eltinus Omaleng dan hingga Lembaga Masyarakat Adat Suku Kamoro (Lemasko). Selain itu, Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal juga meminta Freeport menyetop mobilisasi karyawan mereka dari Tembagapura ke Kuala Kencana, area operasi lain dari perusahaan.
Orias pun telah mengetahui berbagai permintaan tersebut di media massa. Namun sampai hari ini, Ia mengatakan belum ada surat resmi dari pemerintah daerah kepada PT Freeport Indonesia maupun MIND ID. Hanya saja, Ia mengklaim penanganan Covid-19 di Freeport sudah dijalankan dengan prosedur terbaik.
Namun demikian, Orias menyebut Freeport sudah menghentikan mobilisasi karyawan dari Tembagapura ke Kuala Kencana, seperti permintaan Wakil Gubernur Klemen Tinal. Saat ini, hanya angkutan logistik saja yang bisa bergerak di dua lokasi tersebut. “Karena kalau turun (pindah lokasi), dia (pegawai) harus karantina 14 hari,” kata Orias.
Jika biasanya karyawan melakukan pergantian jam kerja antar Tembagapura dan Kuala Kencana, maka kini tidak demikian. Orias menyebut seluruh pegawai di Tembagapura kini melakukan pergantian jam kerja antar mereka sendiri. Malahan, kata Orias, produksi emas dan tembaga di Tembagapura selama triwulan I 2020 meningkat dari periode sebelumnya.
Sementara itu, sejak 11 Mei 2020, PT Freeport Indonesia, menyatakan mereka terus memperkuat sistem perlindungan kesehatan dengan meningkatkan jumlah Rapid Test. Selain itu, mereka juga menambah kapasitas pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR), menambah jumlah tenaga medis, dan memperbanyak jumlah akomodasi isolasi.
Freeport menyampaikan saat ini ada lebih dari 25 ribu karyawan dan kontraktor di daerah operasi mereka. Di area kerja pun, telah tersedia alat tes PCR dan sekitar 50 ribu Rapid Test. Sehingga, PT Freeport Indonesia mengklaim mereka bisa mendeteksi karyawan positif Covid-19 dengan cepat.
“Kami bersyukur, penanganan para pasien Covid-19 menunjukkan hasil yang baik, dengan semakin banyaknya karyawan yang hampir sembuh,” kata Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas.