Dengan kondisi tersebut, Sri Mulyani mengatakan kebijakan fiskal tahun 2021 mengangkat tema 'Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Penguatan Reformasi'. Tema tersebut selaras dengan tema Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2021 yaitu 'Mempercepat Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Sosial'. Pemilihan tema tersebut berkaitan dengan kondisi Indonesia yang menghadapi tantangan setelah mewabahnya virus Corona alias Covid-19 pada tahun ini.
Berkaitan dengan tema tersebut, fokus pembangunan Indonesia tahun depan adalah pada pemulihan industri, pariwisata, dan investasi, reformasi sistem kesehatan nasional dan jaring pengaman sosial serta reformasi sistem ketahanan bencana. "Fokus pembangunan ini diharapkan mampu menghidupkan kembali mesin ekonomi nasional yang sedang berada dalam momentum pertumbuhan," ujar Sri Mulyani.
Sri Mulyani menyebut usulan indikator makro untuk sebagai dasar menyusus RAPBN 2021 antara lain pertumbuhan ekonomi 4,5-5,5 persen, inflasi 2,0-4,0 persen, tingkat suku bunga SBN 10 tahun 6,67-9,56 persen, serta nilai tukar Rupiah Rp14.900-Rp15.300 per dolar Amerika Serikat.
Selain itu, harga minyak mentah Indonesia dipatok US$ 40-50 per barel dengan lifting minyak bumi 677-737 ribu barel per hari. Adapun lifting gas bumi diperkirakan 1.085-1.173 ribu barel setara minyak per hari.