TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengusulkan asumsi pertumbuhan ekonomi pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2021 sebesar 4,5-5,5 persen.
"Dengan mempertimbangkan segala risiko dan ketidakpastian yang ada, serta potensi pemulihan ekonomi global dan nasional di tahun depan," ujar dia dalam rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat, Selasa, 12 Mei 2020.
Belakangan, merebaknya wabah Virus Corona telah berdampak signifikan kepada pertumbuhan ekonomi di Tanah Air maupun global. IMF, misalnya, menurunkan proyeksinya hampir sebesar 6 persen dari proyeksi awal tahun.
Pada Januari 2020, IMF masih memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global 3,3 persen. Namun, pada April 2020 proyeksi itu dikoreksi menjadi minus 3,0 persen. Koreksi juga terjadi pada realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pada triwulan I 2020 hanya mencapai 2,97 persen.
"Hal ini mengindikasikan tekanan lebih berat akan dialami sepanjang tahun 2020, yang artinya pertumbuhan ekonomi terancam bergerak dari skenario berat sebesar 2,3 persen menuju skenario sangat berat yaitu kontraksi -0,4 persen," tutur Sri Mulyani.