TEMPO.CO, Jakarta - Pergerakan pesawat untuk angkutan penumpang di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) turun 10 kali lipat ketimbang hari-hari normal. PT Angkasa Pura II (Persero) mencatat, saat ini, rata-rata pergerakan pesawat per hari hanya 100-120 penerbangan.
"Sedangkan untuk hari normal di CGK (Soekarno-Hatta) bisa mencapai 1.200 penerbangan sehari," ujar Vice Presiden of Corporate Communications PT Angkasa Pura II (Persero) Yado Yarismano saat dihubungi Tempo pada Senin, 11 Mei 2020.
Turunnya jumlah pergerakan pesawat ini turut berpengaruh terhadap total pergerakan penumpang di bandara. Lebih-lebih, pada masa PSBB, jumlah penumpang per pesawat dibatasi maksimal hanya 50 persen dari total kapasitas armada.
Adapun di masa PSBB, Yado menerangkan, jumlah penumpang per hari di bandara tersebut hanya mencapai 3.500-4.000 orang. Sedangkan jumlah penumpang pada hari normal sebelum pandemi corona bisa menyentuh 18 ribu hingga 20 ribu orang.
Kondisi ini tidak hanya terjadi di Bandara Soekarno-Hatta. Melainkan juga di seluruh bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura II. Menurut Yado, upaya pemerintah membuka penerbangan khusus atau exemption flight di masa pandemi tidak terlampau berpengaruh terhadap lonjakan penumpang. "Karena memang sifat penerbangan ini terbatas," ucapnya.
Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin pun menyatakan hal senada. Menurut dia, saat ini perseroan sedang tidak berupaya untuk menumbuhkan volume perjalanan penumpang. "Karena saat ini mudik dilarang," katanya.
Layanan penerbangan khusus atau exemption untuk keperluan non mudik sebelumnya telah dibuka pada 7 Mei 2020. Kementerian Perhubungan mengatur, penumpang yang boleh menggunakan layanan angkutan penerbangan ini adalah penumpang dengan kebutuhan pekerjaan tertentu hingga untuk repatriasi atau penerbangan pemulangan warga negara Indonesia (WNI) dari luar negeri.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | YOHANES PASKALIS