TEMPO.CO, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) tengah membidik industri farmasi asal Amerika Serikat dan Jepang untuk merelokasi pabriknya ke Indonesia, khususnya ke Kepulauan Riau. Saat ini, investor farmasi asal dua negara itu disebut tengah ancang-ancang hengkang dari Cina karena Covid-19.
"Jepang dan AS sekitar 85 persen perusahaan di bidang kebutuhan farmasi akan keluar dari Cina. Kami ingin menangkap peluang itu," ujar Ketua Umum Kadin Kepulauan Riau Akhmad Ma'ruf Maulana dalam konferensi virtual, Senin, 11 Mei 2020.
Akhmad mengatakan Kepulauan Riau potensial menjadi lokasi industri baru karena wilayahnya strategis dan dekat dengan Singapura. Apalagi, kata dia, Kepulauan Bintan yang berlokasi di provinsi ini telah menjadi destinasi wisata unggulan yang kerap didatangi turis asing dari pelbagai negara.
Untuk menarik minat pemodal dari Amerika dan Jepang, Akhmad mengatakan Kadin Kepulauan Riau telah meluncurkan program investasi murah. Melalui progam ini, Kadin menyiapkan lahan gratis yang bisa disewa oleh investor dalam waktu lima tahun.
Pada tahap awal, kata dia, Kadin menyiapkan lahan seluas 30 hektare di Kabil, Batam. Dia mengklaim lahan tersebut merupakan lahan dengan status siap bangun.
Adapun investor yang akan memperoleh kesempatan mendapatkan sewa lahan gratis adalah perusahaan yang berkomitmen menanamkan modal minimal Rp 500 miliar. Menurut Akhmad, pihaknya sudah berkomunikasi dengan tiga perusahaan di Amerika Serikat.
Akhmad mengimbuhkan, program Kadin Kepulauan Riau ini akan segera dilaporkan kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan kementerian terkait lainnya. "Kami juga akan road show ke beberapa negara seusai pandemi corona nanti," katanya.
Berdasarkan catatan Kadin, pada semester II 2019, sebanyak 33 perusahaan memutuskan relokasi dari Cina. Sebanyak 23 di antarana berpindah ke Vietnam. Sedangkan sisanya ke Kambija, India, Malaysia, Meksiko, Serbia, dan Thailand. Sedangkan Indonesia, kata dia, sama sekali belum dilirik.