TEMPO.CO, Jakarta - Arus modal yang keluar dari Indonesia (capital outflow) sepanjang Januari hingga Maret 2020 mencapai Rp 145,28 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut jumlah ini jauh lebih besar dari krisis keuangan 2008 dan taper tantrum pada 2013.
“Dua kali lipat lebih besar,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Senin, 11 Mei 2020.
Sri Mulyani mengatakan, arus modal keluar saat kriris keuangan global hanya mencapai Rp 69,9 triliun. Sementara saat taper tantrum 2013 sebesar Rp 36 triliun.
Menkeu Sri Mulyani mengatakan,arus modal keluar ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Secara global, negara-negara berkembang mengalami arus modal keluar yang sangat masif akibat Covid-19 ini.
Menurut dia, situasi ini terjadi karena tingkat kecemasan investor di pasar keuangan global mengalami titik tertinggi sepanjang sejarah. Lalu, indeks kepercayaan bisnis dan konsumen juga mengalami penurunan.
Sehingga, tutur Sri Mulyani, situasi ini pun menyebabkan investor mencari aset yang aman untuk dana milik mereka. Salah satunya yaitu melalui hard cash alias uang tunai.
FAJAR PEBRIANTO