TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah memperkirakan rupiah berpeluang meneruskan penguatan pekan ini. Namun hal itu juga diiringi adanya risiko aksi ambil untung yang akan membawa rupiah kembali tertekan mendekati level psikologis Rp 15 ribu per dolar Amerika Serikat.
"Rupiah saya perkirakan bergerak di kisaran Rp 14.850 sampai dengan Rp 14.975 per dolar AS," kata Piter saat dihubungi, Ahad, 10 Mei 2020.
Pada Jumat lalu, bilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta menguat seiring meningkatnya cadangan devisa Indonesia. Rupiah ditutup menguat 75 poin atau 0,5 persen menjadi Rp 14.925 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.995 per dolar AS.
Piter menilai penguatan rupiah di luar perkiraan, karena di tengah wabah Covid-19. Jumat lalu rupiah melanjutkan penguatan didorong posisi cadangan devisa yang meningkat.
Menurutnya, rupiah cukup nyaman di bawah Rp 15 ribu per dolar AS. Hal itu juga menunjukkan sudah tidak ada lagi kepanikan pasar akibat wabah Covid-19.
"Investor sepertinya sudah menerima perlambatan ekonomi dunia dan juga domestik," ujarnya.
Piter juga menilai investor lebih realistik dan mulai berani mengambil sedikit risiko. Para investor, kata dia, mulai masuk ke pasar keuangan indonesia yang sudah terlihat murah.
Kendati begitu, menurutnya, fenomena ini masih sangat rentan dan temporer.
HENDARTYO HANGGI