TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan buka suara soal sejawatnya, yakni Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Wiranto dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang berduet. Keduanya mengampanyekan larangan mudik saat Lebaran lewat lagu yang berjudul 'Ra Mudik Ra Popo',
Menurut Luhut, imbaun yang disampaikan Wiranto dan Luhut melalui lagu itu sudah benar. Sebaliknya, jika dirinya yang diminta untuk bernyanyi hal serupa, ia kurang percaya diri. "Suara saya enggak bagus, biar Pak Wiranto dan Pak Moeldoko yang nyanyi," kata dia saat Bincang Khusus bersama Radio Republik Indonesia atau RRI, Ahad 9 Mei 2020.
Adapun lagu ‘Ra Mudik Ra Popo’ ini diciptakan oleh musisi Harry Yamba. Liriknya mengajak masyarakat agar tidak mudik selama masa pandemi Covid-19 ini, terutama menjelang Idul Fitri.
Lebih lanjut, Luhut mengatakan, bahwa imbauan yang mensosialisasikan larangan mudik melalui lagu sudah baik. Karena kondisi seperti pandemi Covid-19 sekarang, mudik ke kampung halaman bisa merugikan orang terdekat kita.
"Kamu enggak tau bawa Covid atau tidak, itu bisa nularin keluargamu. Enggak usah bicara orang lain dulu, keluargamu, anakmu, istrimu orang terdekatmu," tutur Luhut.
Sebagai informasi, ide pembuatan lagu ini muncul dari Ketua Umum Paguyuban Jawa Tengah, Leles Sudarmanto yang ingin mengampanyekan larangan mudik saat Lebaran seperti yang disarankan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Kemudian, lagu tersebut disepakati untuk dirilis dan dinyanyikan oleh beberapa pejabat dan tokoh masyarakat. Selain Wiranto dan Moeldoko, penyanyi lainnya adalah Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi, Ketua Umum Komite Seni Budaya Nasional Hendardji Supandji, Ketua Umum Komite seni Nasional dan Ketum Pawon Semar, Bupati Pati H. Haryanto, Bupati Karanganyar Yuliatmono, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Ketum Paguyuban Jawa Tengah Leles
Eko Wahyudi l Dewi Nurita