TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno meminta pemerintah berhati-hati dalam memutuskan kebijakan pelonggaran kegiatan ekonomi setelah tren penambahan kasus penularan virus corona menurun. Menurut dia, pembukaan aktivitas ekonomi harus dilakukan dengan metode sekat.
"Kita harus melakukan sekat-sekat. Jangan semuanya langsung dibuka. Misalnya kasus corona di Depok masih tinggi, kita harus pikirkan posisi Jakarta Selatan yang menempel dengan Depok," ujarnya dalam siaran langsung bersama Tempo, Sabtu, 9 Mei 2020.
Peta rencana pemerintah membuka kegiatan ekonomi termaktub dalam kajian awal Kementerian Koordinator Bjdang Perekonomian. Dalam kajian itu, pemerintah rencananya membuka kembali aktivitas ekonomi mulai 1 Juni mendatang.
Dengan adanya kajian itu, Sandiaga mengusulkan, pembukaan aktivitas ekonomi dilakukan bertahap di daerah yang lebih dulu mengalami penurunan jumlah kasus penyebaran virus secara signifikan. Izin itu pun, kata dia, mesti dibarengi dengan rekomendasi dari tim kesehatan.
Dia khawatir, seandainya aktivitas ekonomi dibuka seragam untuk semua daerah, tingkat penularan virus corona akan kembali melonjak. Di samping itu, dalam proses pembukaan kegiatan ekonomi, Sandiaga menuturkan, pemerintah harus bertahap memberikan izin dari sektor satu ke sektor lainnya.
Pemilik Rumah Siap Kerja ini mengusulkan, sektor yang pertama kali dibuka ialah sektor yang paling berdampak terhadap perekonomian. Namun, dalam pembukaan perdananya, sektor ini harus lebih dulu menurunkan kapasitas produksinya sekitar 30-35 persen agar prinsip jaga jarak fisik antar-karyawannya terpenuhi.
"Baru selanjutnya membuka restoran, salon, dan lain-lain. Syaratnya, pegawai mesti dilengkapi dengan alat perlindungan diri atau apa pun untuk memastikan mata rantai penyebaran Covid-19 terputus," tuturnya.
Sejalan dengan pelonggaran kegiatan ekonomi, Sandiaga meminta pemerintah memperbanyak pengetesan terhadap spesimen corona. Dengan demikian, penyebaran virus akan semakin terpetakan dan pemerintah serta masyarakat bisa mengantisipasi penularan lebih awal.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sebelumnya telah membuat kajian awal berisi beberapa jadwal pemulihan bila pandemi virus corona berakhir. Berdasarkan linimasa tersebut, pemerintah membagi tahap pemulihan ke dalam beberapa fase.
Fase pertama diproyeksikan terjadi pada 1 Juni. Pada tanggal itu, industri dan jasa sudah mulai dapat berperasi, namun dengan protokol kesehatan Covid-19 yang harus dipatuhi. Sedangkan fase kedua ialah 8 Juni. Saat itu toko, mal, dan pasar diperbolehkan beroperasi, namun tetap dengan pemberlakuan protokol kesehatan khusus.
Lalu, pada fase ketiga, yakni 15 Juni, ada evaluasi pembukaan salon, spa, dan lain-lain. Pada saat yang sama, sekolah pun dibuka, namun dengan sistem sif. Lantas, museum dan olahraga outdoor juga akan dibuka dan protokol yang sama.
Selanjutnya, pada fase keempat, yaitu 6 Juli, kegiatan ekonomi aka dibuka dengan tambahan evaluasi. Secara bertahap, restoran, kafe, bar, tempat fitnes pun dijalankan kembali namun tetap mengacu pada aturan kesehatan. Begitu pula dengan kegiatan ibadah yang sudah akan diperbolehkan, tapi dengan pembatasan jumlah jemaah. Kegiatan berskala juga masih akan dibatasi.
Sedangkan pada fase kelima, yaitu 20 dan 27 Juli, pemerintah akan mengevaluasi empat fase sebelumnya. Adapun pada akhir Juli atau awal Agustus, disebutkan bahwa seluruh kegiatan ekonomi akan dibuka.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA