TEMPO.CO, Jakarta - Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga menjelaskan proyek renovasi Gedung Sarinah di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat.Arya mengatakan renovasi dilakukan untuk mengembalikan fungsi Sarinah sebagai pusat promosi UMKM lokal.
“Jadi sebagai marketplace UMKM lah, meletakkan UMKM di sana, jangan di belakang,” kata Arya kepada Tempo di Jakarta, Sabtu, 9 Mei 2020.
Arya pun memastikan proyek renovasi ini berbeda dengan proyek komersial yang sempat diluncurkan PT Sarinah (Persero) pada awal 2019 lalu dengan biaya Rp 1,8 triliun. “Beda, kalau ini renovasi di gedung yang saat ini, biayanya Rp 700 miliar,” kata dia.
Di hari yang sama, Sarinah juga telah mengumumkan renovasi gedung mereka tersebut. Para gerai penyewa pun terdampak, salah satunya McDonald’s. Sementara nasib gerai lain belum diketahui pasti nasibnya.
“Sebagai dampak renovasi ini dan dalam menjaga Golden Rule maka secara fisik gedung harus dikosongkan dan pembongkaran gerai-gerai penyewa juga perlu dilakukan,” kata Direktur Utama PT Sarinah (Persero) Gusti Ngurah Putu Sugiarta Yasa dalam keterangannya kepada Tempo di Jakarta, Sabtu, 9 Mei 2020.
Namun, belum diketahui secara detail konsep pengembangan yang direncanakan oleh Sarinah. Dalam keterangannya, Ngurah hanya meminta doa agar Sarinah bisa bergeliat kembali, terutama dalam kebangkitan produk UMKM unggulan nasional. “Pada kesempatan yang tepat kami akan umumkan ke masyarakat peta arah dan cetak biru transformasi Sarinah,” kata Ngurah.
Dalam keterangan yang sama, Menteri BUMN Erick Thohir juga menyampaikan bahwa banyak hal yang harus dibenahi oleh Sarinah. Sehingga, pembaruan perlu dilakukan untuk dapat tetap bersaing. Namun dengan tidak meninggalkan nilai sejarah dari Sarinah itu sendiri.
Erick mengatakan telah berdiskusi dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi soal bagaimana membangun konsep ritel yang lebih friendly kepada Indonesia. “Artinya keberpihakan pada merek lokal dan hasil UKM yang dikuratorkan," kata Erick.
Adapun proyek Sarinah senilai Rp 1,8 triliun juga berada di lokasi yang sama. Sarinah menggandeng PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. dan PT PP (Persero) Tbk. untuk bekerja sama membangun dan mengembangkan komplek komersial tersebut.
Kerja sama tersebut dituangkan dalam nota kesepahaman yang diteken oleh Sarinah, Wijaya Karya dan PP di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Jumat, 8 Februari 2019. Saat itu, Ngurah mengatakan pihaknya akan membangun gedung di lahan seluas 1,7 hektare.
Total lantai yang dimiliki sebanyak 41 dengan 3 basement. “Ada mallnya, ada office juga tentunya prinsip mice dan memungkinkan ada hiburannya,” ujarnya.
Untuk pengembangan kawasan tersebut, perseroan akan menggunakan 70 persen dana pinjaman. Sisanya akan menggunakan dana dari internal. Dia menyebut akan menggunakan pendanaan yang berasal dari bank pelat merah. Proses pengerjaan tahap pertama akan memakan waktu selama 16 bulan. “Insya Allah bulan depan sudah mulai groundbreaking,” ujarnya.
Ia mengatakan dengan adanya gedung baru tersebut akan mengerek kinerja keuangan Sarinah. Dengan adanya gedung tersebut aset perusahaan pun meningkat hingga empat kali lipat.