TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat mengatakan pada 2019 Pupuk Indonesia berhasil mencatat rekor produksi tertinggi sepanjang sejarah industri pupuk di Indonesia.
Para produsen atau anggota holding di bawah koordinasi Pupuk Indonesia berhasil memproduksi produk pupuk sebesar 11.838.451 ton, setara 101,84 persen dari rencana sebesar 11.625.000 ton. "Kinerja produksi tahun 2019 relatif lebih baik dari tahun 2018. Hal ini tercermin dari peningkatan volume produksi sebesar 448.226 ton atau 2,43 persen dari tahun 2018," kata Aas di Jakarta, Jumat, 8 Mei 2020.
Baca Juga:
Aas menjelaskan salah satu faktor penyebab peningkatan volume produksi adalah pengoperasian pabrik baru di Gresik yang mulai komersil sejak Agustus 2018.
Selain pupuk, perusahaan berhasil memproduksi amoniak sebesar 5.906.382 ton yang mencapai 101,29 persen dari rencana yang sebesar 5.831.000 ton, asam sulfat sebanyak 849.510 ton (99,94 persen dari rencana), dan asam fosfat sebesar dan 270.333 ton (108,13 persen dari rencana).
Menurut Aas, para produsen pupuk yaitu PT Pupuk Kaltim, PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, PT Pupuk Kujang dan PT Pupuk Iskandar Muda Aceh berhasil menjaga keandalan pabrik sehingga menjadi faktor pendukung tingginya produksi.
"Hal ini tercermin dari meningkatnya efisiensi penggunaan bahan baku gas," tambah Aas.
Ada pun penyaluran pupuk bersubsidi pada 2019 tercatat sebesar 8,7 juta ton. Secara persentase, pencapaian ini hanya 91,19 persen karena penyesuaian jumlah alokasi dan penugasan dari pemerintah.
Penugasan pupuk subsidi kepada Pupuk Indonesia 2018 adalah 9,5 juta ton, namun pemerintah melakukan penyesuaian menjadi 8,8 juta ton pada 2019.
"Kami tentunya mengapresiasi upaya anak perusahaan, khususnya produsen pupuk, dalam menjaga pasokan pupuk ke sektor subsidi sehingga kebutuhan dapat terpenuhi sesuai alokasi," kata Aas.
ANTARA