TEMPO.CO, Jakarta - Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuabi memprediksi nilai tukar Rupiah per Dolar Amerika Serikat pada perdagangan spot hari ini, Jumat, 8 Mei 2020, bakal bertengger ke level Rp 14.950 - 15.150.
"Dalam perdagangan Rabu, 6 Mei 2020, Rupiah ditutup stagnan di level Rp 15.080 atau sama dengan kondisi hari sebelumnya," tutur Ibrahim dalam pesan tertulis pada Kamis, 7 Mei 2020.
Pergerakan Rupiah pada perdagangan Rabu lalu dipengaruhi oleh sentimen internal dan eksternal.
Dari sisi internal, kondisi nilai tukar Rupiah didorong oleh rendahnya konsumsi rumah tangga akibat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah.
Situasi tersebut menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I melambat menjadi 2,97 persen.
Pasar menaruh harapan besar agar awal Juni nanti pemerintah dapat melonggarkan PSBB sehingga ekonomi dapat kembali berjalan.
Dari sisi eksternal, pergerakan nilai tukar Rupiah dipengaruhi beberapa faktor. Di antaranya lantaran perlambatan penyebaran virus Corona di berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Spanyol, dan India, yang membuat pemerintah setempat merelaksasi pembatasan sosial.
Harapan pasar tecermin dari pergerakan harga minyak yang merambat ke arah positif. Setelah tersungkur ke level minus, harga minyak jenis brent memang melonjak 13,9 persen. Sedangkan light sweet melesat 20,5 persen.
Sentimen selanjutnya, menurut Ibrahim Assuabi, ialah adanya rencana Bank Sentral Inggris, Bank of England, memotong suku bunga dan kemungkinan ada stimulus baru.
"Pasar valuta asing akan mewaspadai proyeksi makro ekonomi yang diperbarui dan komentar mengenai kemungkinan peningkatan lebih lanjut dalam program quantity easing," tutur Ibrahim.