TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menyampaikan menjaga konsumsi rumah tangga menjadi salah satu faktor yang dapat menahan agar pertumbuhan ekonomi tidak minus.
"Selama konsumsi rumah tangga masih bisa bertahan tidak minus maka sudah hampir dipastikan pertumbuhan ekonomi kita tidak minus, itu sudah aturan yang hampir sudah dipastikan," ujar Enny di Jakarta, Rabu, 6 Mei 2020.
Saat ini, lanjut dia, Indonesia dihadapi pada dua skala prioritas dalam menjaga perekonomian agar tidak terus menurun ke bawah akibat pandemi Covid-19 yakni menyelamatkan konsumsi rumah tangga dan sektor riil.
"Konsumsi rumah tangga jelas yang harus diselamatkan oleh negara sesuai UUD 45 dengan pasal 27 dan 28, masyarakat yang benar-benar rentan terhadap gejolak ekonomi, maka skema-skema perlindungan sosial harus benar-benar efektif. Kata kuncinya efektif, bukan banyaknya skema tapi efektif, efektif sampai kepada masyarakat," ucapnya.
Ia menyampaikan untuk bisa menahan konsumsi rumah tangga tidak minus, kuncinya adalah menjaga kelompok 40 persen penduduk dengan status sosial ekonomi terendah.
"Kalau yang menengah ke atas itu relatif masih terjaga, asal distribusi, pasokan barang tidak terganggu, dan stabilitas harga kebutuhan pokok tetap terjaga," katanya.
Kemudian, Enny menambahkan, pemerintah juga harus berupaya untuk menyelamatkan sektor riil. Sebesar 99 persen yang bermain di sektor riil adalah UMKM.
"Jadi fokus saja ke UMKM. Memang semua mengeluh termasuk usaha yang skala besar, tetapi UMKM ini kan enggak punya instrumen lobying yang langsung bisa menghadap Presiden ataupun menteri. Maka itu, sektor UMKM ini yang paling dominan utama menyelamatkan ekonomi kita," katanya.
Saat krisis keuangan sebelumnya, menurut dia, sektor UMKM relatif masih bisa bertahan. Namun saat Covid-19 ini, justru yang paling besar terimbas oleh Covid-19.
Selain itu, lanjut dia, yang perlu diselamatkan saat ini adalah sektor industri, terutama manufaktur, sektor-sektor substitusi impor, padat karya, dan juga hilirisasi industri.
"Apalagi kalau segera diberikan insentif-insentif untuk sektor-sektor itu, dampaknya akan baik," katanya.
Ia optimistis jika pemerintah fokus dengan skala prioritas itu maka masih ada harapan bagi perekonomian Indonesia tetap terjaga.
ANTARA