TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya atau Disjaya menerima 2.900 pengaduan akibat kenaikan tagihan listrik warga. Namun setelah dicek, mayoritas dari keluhan yang datang ternyata sudah sesuai dengan tagihan yang semestinya.
“Sebanyak 94 persen ternyata angkanya sama, sesuai dengan pemakaian,” kata General Manager PLN Disjaya Ikhsan Asaad dalam konferensi pers online di Jakarta, Rabu, 6 Mei 2020.
Baca Juga:
Memang, kata Ikhsan, ada enam persen yang harus dikoreksi tagihan listriknya. “Misalnya ada orang (petugas pencatat meteran PLN) datang ke rumahnya, tapi kekunci, atau yang ternyata kosong tapi bayar Rp 1 juta."
Sebelumnya, berbagai keluhan ini disampaikan masyarakat di antaranya melalui di media sosial Twitter. Akun Twitter resmi milik PLN @pln_123 pun tak sedikit di-mention oleh warganet. Bayu Setiobudi misalnya, mempertanyakan lonjakan tagihan listrik hingga 90 persen ke PLN.
"Rasanya kok kayak kena prank ya. Tagihan listrik di rumah ibu saya naik 90% bulan ini. Ini beneran? Biasanya per bulan cuma bayar Rp 400ribuan tapi ini melonjak drastis ke Rp 700ribuan. Apa ada berita yang terlewat oleh saya?" seperti dikutip dari cuitan di akun @setiobudi24, Jumat, 1 Mei 2020.
Namun, pihak PLN telah menjelaskan bahwa tarif listrik tidak naik, hanya saja ada perubahan perhitungan meteran dan konsumsi listrik pelanggan yang membuat tagihan naik. Pada Maret 2020, PLN menggunakan rata-rata tagihan selama Desember 2019, Januari dan Februari 2020. Sebab, petugas meteran tidak bisa mengecek ke rumah pelanggan karena protokol PSBB di tengah Covid.19.
Sehingga, jika ada tagihan yang tidak tertagih pada Maret 2020, akan dipindahkan ke April 2020. Sehingga, tagihan listrik selama April terlihat tinggi. Padahal, tagihan tersebut berasal dari kenaikan konsumsi dan tagihan yang belum dibayarkan pada Maret 2020. Sehingga nanti pada Mei 2020, tagihan akan kembali sesuai dengan konsumsi pelanggan.
Meski demikian, Ikhsan menyebut semua keluhan ini akan diselesaikan dengan pelanggan. “Kalaupun enggak puas, kami akan datangi ke rumah pelanggan agar bisa memahami kondisi ini,” kata dia.
Selain itu, Ikhsan pun mengajak masyarakat berhemat listrik selama PSBB ini. “Memang di rumah banyak kegiatan, tagihan listrik naik. Jadi kalau AC sudah enggak dipakai, matikan supaya enggak mahal bayarnya,” kata dia.