TEMPO.CO, Jakarta - Muatan armada pelayaran yang melayani Kawasan Timur Indonesia (KTI) di Kota Makassar menurun. Salah satunya adalah PT Dharma Lautan Utama (DLU), muatannya mengalami penurunan sekitar 50 persen sejak pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Dua pekan ini kami hanya angkut kargo dan kendaraan saja, sedang penumpang sudah tidak ada, karena larangan mengangkut penumpang selama PSBB," kata Manager PT DLU Cabang Makassar, Budiono di Makassar, Selasa 5 Mei 2020.
Menurut dia, dalam dua pekan terakhir sejak PSBB diberlakukan di Makassar, barang yang disuplai dari Surabaya ke Makassar itu berkurang sekitar 50 persen dari kondisi normal rata-rata 40 unit truk per sekali berlayar.
Penurunan pengangkutan dan kendaraan itu, karena mal-mal ditutup sehingga suplai barang tersendat dari Surabaya dan Jakarta. Kedua kota ini menerapkan PSBB lebih awal dibandingkan Kota Makassar.
Kondisi tersebut, lanjut dia, praktis membuat aktivitas pelayaran dari tiga armada yang selama ini melayani empat rute yakni Makassar - Surabaya, Makassar - Bau-bau, Makassar - Batu Licin dan Parepare - Balikpapan pulang pergi menjadi sepi.
"Kami hanya mengangkut bahan pokok dan hasil bumi, misalnya pisang dan bawang merah dari Kabupaten Enrekang, Sulsel yang saat ini masa panen," katanya.
Komoditi bawang merah tersebut, dikirim ke sejumlah daerah tujuan khususnya ke Surabaya dan Kalimantan Selatan melalui Pelabuhan Batu Licin dan Balikpapan lewat jalur Pelabuhan Parepare.
Selain muatan kargo yang berkurang, Budiono mengatakan, untuk angkutan penumpang sama sekali sudah tidak memberikan pelayanan pada masa PSBB.