Sementara itu, Anggota Komisi VII DPR Sartono Hutomo mempertanyakan tentang harga BBM yang tak kunjung turun. Padahal, Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 menyebutkan penetapan harga BBM disesuaikan dengan harga minyak dunia.
“Dengan nilai tukar rupiah tadi saya harapkan ke Pertamina harus adakan penjelasan. Sampaikan ke masyarakat kenapa tidak tepat, disampaikan harga tidak turun terbuka jujur rakyat akan menerima itu,” kata Sartono dalam rapat dengar pendapat Komisi VII, Selasa, 21 April 2020.
Adapun terkait PNBP, Pemerintah memangkas target pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor migas untuk tahun ini mengacu oleh tertekannya harga minyak dunia.
Seperti diketahui, harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau ICP selama Maret 2020 tercatat menjadi US$ 34,23 per barel. Di sisi lain, harga minyak dunia terus menurun sejak awal tahun karena terjangkit virus Corona atau Covid-19 yang membuat permintaan minyak dunia melemah.
Direktur PNBP Sumber Daya Alam (SDA) dan Kekayaan Negara yang Dipisahkan (KND) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Kurnia Chairi mengatakan pihaknya terus memonitor dan menghitung ulang dampak merosotnya harga minyak dunia terhadap PNBP tahun ini. Dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020, PNBP dari sumber daya alam migas dipangkas menjadi Rp 53,29 triliun dari target semula Rp 127,32 triliun.
Tentang topik tarif listrik pelanggan 1.300 VA, Yasasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai kebijakan diskon tarif listrik akan lebih tepat sasaran apabila diberikan kepada pengguna listrik dengan sambungan daya 1.300 VA.
Sekretaris YLKI Agus Suyatno mengatakan bahwa jika pemberian diskon tarif listrik dengan pertimbangan dampak ekonomi dari pandemi Covid-19, kelompok konsumen yang tinggal di perkotaan seharusnya bisa menjadi lebih diprioritaskan. Sebab, masyarakat tersebut lebih terdampak langsung karena aktivitas ekonominya terhenti, khususnya untuk pelaku UMKM yang mayoritas bekerja di rumah.
"Sejatinya yang sangat membutuhkan kompensasi dan dispensasi (tarif listrik) adalah kelompok konsumen perkotaan tidak hanya kelompok 900 VA, tetapi juga kelompok konsumen 1.300 VA, yang juga secara ekonomi sangat terdampak," kata Agus, Sabtu, 2 Mei 2020.
BISNIS