TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan (Himki) Abdul Sobur mengatakan perusahaan di industri furnitur rata-rata hanya bisa bertahan 8 minggu dengan pemesanan yang masih ada akibat 90 persen pemesanan dari negara utama tujuan ekspor mebel dan kerajinan bermasalah akibat dampak Covid-19.
"Sementara bagi perusahaan yang asalnya sudah sakit atau cash flow terbatas, seperti UMK tentu akan kurang dari 8 minggu bahkan mereka ada yang hanya bisa bertahan di bawah 4 minggu," katanya kepada Bisnis, Minggu, 3 Mei 2020.
Menurut Sobur, bila dihitung secara rata-rata tersendatnya kegiatan ekspor mulai 7 Maret lalu sebagai minggu pertama, pertengahan Mei ini adalah batas maksimal daya tahan perusahaan yang sehat dan kuat arus kasnya meskipun setiap negara tujuan memiliki perbedaan waktunya menghentikan pemesanannya.
Sobur mengemukakan dengan kondisi tersebut opsi merumahkan pegawainya tentu mau tidak mau harus dilakukan.
Dia pun memprediksi 70 persen atau angka keseluruhan yang akan terkena dampak di industri furnitur dan kerajinan bisa mencapai 280 ribu tenaga kerja baik secara langsung dan tidak langsung.
Sobur mengklaim bahwa jumlah di atas sangat besar karena jenis pekerjaan ada yang dibawa di rumah dengan pola subkontraktor atau kemitraan.
Untuk itu, Himki berharap agar pandemi covid-19 segera berlalu khususnya di negara tujuan ekspor seperti Amerika Serikat dan Eropa. Negara-negara tersebut menjadi tulang punggung industri agar mereka kembali bisa melakukan order dan menyusun langkah program perbaikan untuk tahun depan.
Menurut Sobur, saat ini order mayoritas negara tujuan ekspor atau sekitar 85 persen telah menerapkan kebijakan penguncian dalam waktu yang tidak sebentar. Bahkan zona Timur Tengah dan Asia, serta Australia termasuk dari negara yang melakukan lockdown lama dan juga merupakan negara yang paling parah terkena Covid -19.
"Setelah Amerika Serikat dan zona Eropa rerata pembeli kami menunda pengiriman karena logistrik dan transportasi tidak ada yang beroperasi. Mereka menunda order baru dan, bahkan ada yang membatalkan ordernya," ujar Sobur.
BISNIS