"Jadi enggak serta-merta (penyebaran corona dapat ditekan) karena ada pengaruh panas. Tapi juga disiplin. Karena kalau enggak pakai masker, enggak cuci tangan, itu juga akan masalah," ucapnya.
Pernyataan Luhut yang dilontarkan pada awal April lalu ini memang langsung menimbulkan reaksi dan mengundang pro-kontra. Sebab, virus corona diyakini tetap menyebar sekalipun Indonesia yang memiliki cuaca panas.
Polemik muncul karena Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan belum ada bukti ilmiah jika Covid-19 tidak bertahan di cuaca panas. Namun, tak lama setelah itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis keterangan yang menyatakan memang ada pengaruh antara cuaca dan penyebaran virus.
Keterangan BMKG itu berasal dari analisis yang mulanya hanya diserahkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk didiskusikan dengan para menteri koordinator terkait, termasuk Luhut. Awalnya, Kepala BMKG Dwikorita mengakui kajian ini tidak akan dipublikasikan luas. Sebab, kajian ini bersifat dukungan bagi kebijakan social distancing.
Namun, setelah menuai polemik, BMKG akhirnya ikut bersuara. “Setelah ada keributan itu, kami pikir apa enggak lebih baik kami edukasi masyarakat,” kata Dwikorita.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | FAJAR PEBRIANTO