TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan sekitar 200 negara di dunia yang terdampak dan sedang berusaha mengatasi pandemi virus corona atau Covid-19. Menurutnya, tidak ada negara yang mengetahui secara pasti kapan wabah ini berakhir.
"Dan negara yang kita anggap negara kaya hebat dan negara maju, mereka juga terkena dan mereka tertatih untuk menanganinya," kata Sri Mulyani ketika diskusi secara virtual bersama Aktor Reza Rahadian, Jumat 1 Mei 2020.
Ketidaksiapan negara-negara tersebut, kata Sri Mulyani lantaran penyebaran Corona begitu cepat dan berdampak besar bagi sektor sosial, ekonomi, hingga sektor keuangan. Apalagi, hingga kini belum ditemukan vaksin wabah penyakit tersebut.
Dia pun mencontohkan seperti Amerika Serikat. Negara Adidaya yang menguasai 18 persen perekonomian global pun, kata Sri Mulyani, saat ini kesulitan dalam menghadapi pandemi corona. Ia menjelaskan, dalam waktu kurang dua bulan negara tersebut mengalami lonjakan pengangguran hingga 30 juta orang.
"Jadi apa yang dilakukan, jadi mereka membantu yang pengangguran, mereka membantu untuk usaha kecil mencegahnya juga supaya mereka enggak bangkrut, makanya digunakan seluruh instrumen," tutur Sri Mulyani.
Sri Mulyani juga mencontohkan negara maju lainnya yang terdampak cukup hebat akibat pandemi corona, seperti Inggris, Jepang, dan Perancis. Dia menjelaskan, negara-negara tersebut mengalami dampak yang serupa seperti pekerjanya terancam pemutusan hubungan kerja (PHK), dan juga mengancam sistem keuangannya karena banyaknya kredit macet.
Oleh karena itu, Sri Mulyani mengatakan, demi meminimalkan dampak tersebut, negara-negara itu akan meluncurkan langkah-langkah stimulus penyelematan perekonomiannya.
"Kasih bansos, kemudian usaha-usaha kecil diberi bantuan. Bahkan di negara-negara seperti Amerika bank sentralnya itu disebut dengan nyetak duit ngasih langsung kredit ke sektor riil," tuturnya.