Kedua, ketidakpedulian dan ketidakpahaman akan ekosistem rawa gambut hanya akan menyebabkan bencana ekologis yang makin meningkat. Menurut Wahyu, rusaknya ekosistem gambut juga jadi biang kebakaran hutan dan lahan.
Ketiga, urusan pangan harusnya diserahkan kepada petani dengan memberikan hak atas tanah. "Apa kabar perhutanan sosial dan TORA (Tanah Obyek Reforman Agraria) yang katanya menjadi program unggulan presiden, tetapi tidak berbanding lurus dengan capaian di lapangan?" kata Wahyu.
Adapun rencana pembukaan sawah baru ini sebelumnya disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Menurut Airlangga, Jokowi telah meminta BUMN dan daerah, serta Kementerian Pertanian (Kementan), untuk membuka sawah baru di 900 ribu hektare lahan gambut di Kalimantan Tengah. Tujuannya untuk mencegah ancaman krisis pangan.
"Yang sudah siap 300 ribu hektare, juga yang dikuasai BUMN ada sekitar 200 ribu hektare agar dibuat perencanaan," ucap Airlangga.
Kementan pun mendukung keterlibatan BUMN guna memaksimalkan lahan rawa melalui program cetak sawah pertanian untuk meningkatkan produksi pangan.
"Pemanfaatan lahan rawa untuk pertanian juga menjadi penting, dan kami optimistis kebijakan Bapak Presiden melibatkan lahan-lahan milik BUMN juga akan mendukung produksi," kata Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri di Jakarta, Kamis 30 April 2020.
Ketersediaan stok pangan, menurut Kuntoro, akan terus dilakukan dengan menjamin kebutuhan dasar petani. Kementan menjaga produksi melalui ketersediaan benih unggul, pupuk dan alsintan terjaga dengan baik. Insentif bagi petani yang diterbitkan selama masa pandemi diharapkan menjaga semangat untuk bertani.
EKO WAHYUDI l FAJAR FEBRIANTO l ANTARA