TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengungkapkan nasib kinerja impor bahan pokok di tengah wabah pandemi virus corona Covid-19. Menurut dia, kendati sejumlah negara telah melakukan penutupan atau lockdown, realisasi impor tak akan terganggu.
"Memang beberapa negara lockdown. Tapi ini sudah diantisipasi," ujar Agus dalam konferensi pers yang dilakukan secara virtual pada Rabu, 29 April 2020.
Agus melanjutkan, kondisi lockdown tidak berarti mempengaruhi laju lalu-lintas barang atau logistik dari dan ke luar negeri. Sebab, pengiriman barang-barang, khususnya kebutuhan pokok, akan terus berjalan.
Ia pun mencontohkan, impor gula kristal putih atau GKP yang segera akan terealisasi pada awal Mei mendatang. Volume impor gula konsumsi yang bakal didatangkan oleh tiga perusahaan, yakni PT Rajawali Indonesia (RNI), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), dan Perusahaan Umum Bulog, itu berjumlah 150 ribu ton dan diklaim akan segera memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat.
Selanjutnya, ia juga mengungkapkan realisasi impor bawang putih yang sudah mencapai 58 ribu ton. "Nanti akan masuk lagi secara bertahap awal Mei," ucapnya.
Agus menerangkan, selama masa pandemi virus corona ini, pemerintah telah mengambil sejumlah kebijakan untuk menderegulasi impor dan ekspor barang. Upaya ini dilakukan agar kebutuhan pokok di dalam negeri terpenuhi.
Tenaga Ahli Asosiasai Gula Indonesia, Yadi Yusriadi, sebelumnya mengatakan impor gula akan sulit terealisasi di masa pandemi. "Dengan kondisi Covid-19 ini, tidak mudah negara mengeluarkan stoknya. Mereka juga akan hitung kebutuhan sendiri dengan kondisi seperti ini," ujarnya.
Yadi mencontohkan, impor gula yang sulit terealisasi ialah yang berasal dari India. Selain karena pemerintah setempat mesti mengamankan kebutuhan dalam negerinya sendiri, lalu-lintas perdagangan ke India saat ini sedang terhambat karena adanya kebijakan lockdown.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA