TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah berencana melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) seperti hujan buatan guna mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada lahan gambut. Hal itu akan dilaksanakan pada awal Mei dengan mempertimbangkan prediksi BMKG bahwa masih tersedia potensi bibit awan.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong mengungkapkan kondisi di Sumatera yang mengalami peningkatan karhutla harus diantisipasi dengan upaya pencegahan melalui pendekatan dari darat dan udara.
Alue menyebutkan pencegahan karhutla melalui udara bisa dilaksanakan dengan TMC untuk membasahi gambut, mengisi embung dan kanal yang sudah dibangun. "Sedangkan pencegahan karhutla terus dilakukan melalui patroli terpadu serta memeriksa kondisi sumur bor dan sekat kanal supaya senantiasa berfungsi baik, dan siap digunakan," kata Alue melalui siaran pers, Selasa 28 April 2020.
Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bambang Hendroyono mengatakan dalam pengendalian karhutla harus melibatkan semua pihak, baik dari pemerintah maupun korporasi yang bertanggung jawab pada area konsesinya.
“Biaya TMC cukup besar, jadi harus dilakukan pada area prioritas yang terjadi karhutla berulang selama lima tahun terakhir, sehingga lokasi turunnya hujan buatan hasil penyemaian awan bisa secara efektif mencegah karhutla," ujar Bambang.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Ruandha Agung Sugardiman mengungkapkan hingga saat ini khususnya di Sumatera, Manggala Agni di 17 Daops menyatakan kesiagaan melakukan pencegahan dan pemadaman.
Ruandha menjelaskan, selama tahun 2020 sampai saat ini, patroli udara dan waterbombing di Provinsi Riau telah melibatkan sembilan unit helikopter, dengan air yang sudah dijatuhkan lebih dari 11 juta liter. "Sedangkan TMC sudah dilakukan sebanyak 27 sorti dengan menaburkan lebih dari 21 ton garam," ujarnya.
Selain itu Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK juga telah mengirimkan surat kepada 15 gubernur dan 31 bupati/walikota guna mendorong dilakukannya pembasahan lahan untuk mencegah karhutla. Dalam surat tersebut telah dilampirkan peta lahan gambut yang sudah dioverlay dengan firespot serta peta kelembaban tanah.
Sebagai upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan pada musim kemarau akan datang, ada beberapa upaya yang harus segera dilakukan antara lain menyusun rencana aksi bersama antar kementerian dan lembaga. Selain itu, persiapan pelaksanaan TMC pada awal bulan Mei berkoordinasi dengan BPPT, BMKG, dan TNI.
Selanjutnya pembasahan gambut dan pencegahan karhutla harus terus dilakukan dengan melaksanakan patroli oleh Manggala Agni dan Brigdalkarhut KSDAE, namun dengan tetap memperhatikan protokol pencegahan Covid-19 selama masa pandemi.
Pada pelaksanaan patroli pencegahan karhutla, selain pengawasan lapangan dan sosialisasi juga mengutamakan pemadaman secara dini, sedangkan untuk wilayah yang sulit dijangkau diupayakan pemadaman melalui udara.
Berdasarkan Satelit Terra/Aqua (NASA) Conf. level ≥80 persen total jumlah hotspot pada periode 1 Januari – 27 April 2020 sebanyak 746 titik, sedangkan dengan periode yang sama tahun 2019 jumlah hotspot sebanyak 1.186 titik. Ini membuktikan penurunan jumlah titik hotspot sebanyak 440 titik atau 37,10 persen.
