TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengakui sempat melampaui fase sulit saat dirinya dinyatakan positif virus corona (Covid-19). Musababnya, selama 14 hari lamanya, yakni sejak 14 Maret hingga hingga 27 Maret, ia sempat tak sadarkan diri.
"Saat sadar, saya enggak fokus dan belum bisa mikir negara. Saya baru bisa memikirkan bagaimana saya mesti menyikapi diri," ujar Budi Karya dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Senin, 27 April 2020.
Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengumumkan bahwa Menhub Budi Karya Sumadi positif corona pada 15 Maret 2020. Sebelumnya, Budi telah dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto sejak 13 Maret lalu, namun dengan diagnosis awal penyakit tifoid.
Selama menjalani perawatan, Budi Karya mengakui terus mensugesti dirinya untuk kembali sembuh. Ia bersemangat lantaran memperoleh dukungan besar dari Presiden Joko Widodo, koleganya di Kabinet Indonesia Maju, sejawatnya di Kementerian, keluarga, serta pihak petugas medis di RSPAD Gatot Subroto.
Setelah sadar, ia pun mengakui harus mengalami fase penyesuaian. Misalnya belajar duduk, makan, dan melakukan aktivitas lainnya. Selanjutnya, setelah empat hari bangun, ia meminta untuk menjalani perawatan secara mandiri di rumah dinasnya, di Widya Chandra, Jakarta.
Budi Karya pun keluar dari rumah sakit pada 31 Maret. "Di rumah, saya rasanya lebih senang. Sebab, ada keluarga, ada anak, ada istri. Ruang perawatan di RSPAD juga bisa dipakai untuk orang lain," ucapnya.
Wakil Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto Brigjen TNI A Budi Sulistya memastikan Budi Karya saat ini telah sembuh dan negatif dari virus corona. Hasil itu diketahui darai tes reverse transpranse Polymerase Chain Reaction atau PCR Covid-19 yang telah dilakukan selama dua kali.
"Dari kriteria kesembuhan, beliau sudah negatif dan saat ini beliau dalam proses pemulihan pasca-rawat serta sedang menjalani perawatan beberapa penyakit yang jadi latar belakang sebelumnya," ujar Budi Sulistya.