TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Ahmad Yani masih mendata jumlah pengusaha angkutan. Kendati begitu, dia terus berupaya mengumpulkan data untuk nantinya memberikan stimulus yang tempat bagi para pengusaha angkutan umum.
"Saya komunikasi terus (dengan asosiasi/pengusaha), taksi berapa, semua berapa itu masuk ke dalam usulan yang disampaikan untuk relaksasi pengusaha angkutan," kata dia dalan diskusi virtual, Ahad, 26 April 2020.
Dia menuturkan saat ini pengusaha angkutan umum banyak yang usahanya terdampak virus Corona atau Covid-19. Seperti angkutan antar kota antar provinsi atau AKAP ada 346 perusahaan, kemudian angkutan antar jemput antar provinsi atau AJAP ada 56 perusahaan, dan kemudian yang paling besar yaitu angkutan pariwisata ada 1.112 perusahaan.
"Tapi masih banyak yang tidak terdaftar memang," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua DPD Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan organda DKI Jakarta mengatakan lebih dari 150 ribu orang lebih yang terdampak pengentian armada. Menurutnya, saat ini ada 62 ribu angkutan orang di Jakarta, di mana satu angkutan berisi dua orang pekerja.
"Yang kami khawatirkan, ini pandemi tidak tahu sampai kapan selesainya. Dan banyak sudah armada kita tidur," ujarnya.
Bahkan, kata dia, angkutan khusus pariwisata di DKI sudah 100 persen bergenti pada Februari. Kini, menurutnya, para pengusaha saat ini angkutan umum di Jakarta berupaya mengajukan restrukturisasi kreditnya.
Namun, kata Shafruhan anggota Organda DKI ada leasing modalnya dr luar negeri yang mengakibatkan proses pengajuan keringanan perlu waktu lebih lama.
Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo mengatakan pemerintah sedang menyiapkan insentif untuk industri transportasi yang terdampak wabah virus Corona atau Covid-19.
"Kami pararel akan memberikan dukungan agar bank berani memberikan kredit dengan skema pembayaran lunak, yang penting agar industri bisa bertahan," kata Yustinus.
Menurut dia, kredit itu diberikan terutama bagi para debitur menengah dan besar. Dia menuturkan untuk besaran pembiayaanya sendiri tergantung skema oleh perbankan masing-masing atau lembaga pembiayaan.
HENDARTYO HANGGI