TEMPO.CO, Jakarta - Badan Ketahanan Pangan (BKP) mencatat potensi produksi beras pada Maret hingga Agustus 2020 dalam kondisi normal mencapai 19,8 juta ton. Dengan asumsi penurunan produksi 10 persen akibat pandemi Covid-19, maka stok beras hingga Agustus akan mencapai 21,36 juta ton.
"Ini diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga bulan November 2020," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Suhanto dalam keterangan resminya, Sabtu 25 April 2020.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) menjamin stok barang kebutuhan pokok (sembako) yang dibutuhkan untuk masyarakat cukup selama Ramadan dan Idul Fitri 2020. Perum Bulog dan Kementerian Pertanian mencatat stok beras nasional hingga saar ini mencapai 3,3 juta ton.
Secara rinci, 1,39 juta ton merupakan stok beras pada Perum Bulog, 1,2 juta ton berada di penggilingan, dan 728.000 ton merupakan stok beras yang ada di pedagang. Selanjutnya, stok di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) tercatat mencapai 30.620 ton, sedangkan stok di Lumbung Pangan Masyarakat binaan Badan Ketahanan Pangan (BKP) 2.939 ton.
Selain itu, sebagian besar sentra produksi juga telah memasuki masa panen raya dan diperkirakan akan selesai pada Mei 2020. Harga gabah kering panen (GKP) di petani cenderung naik ke nominal Rp 4.800-Rp 4.900 per kilogram.
Kemendag mengambil langkah dengan mengeluarkan Permendag No. 24/2020 untuk mengoptimalkan penyerapan gabah/beras oleh Perum Bulog. Berdasarkan Permendag tersebut, GKP di tingkat petani ditetapkan sebesar Rp 4.200 per kilogram dan di tingkat penggilingan sebesar Rp 4.250 per kilogram. Adapun harga gabah kering giling (GKG) di tingkat penggilingan sebesar Rp 5.250 per kilogram dan di gudang Bulog Rp 5.300 per kilogram. Harga beras di gudang Bulog ditetapkan sebesar Rp 8.300 per kilogram.
BISNIS