TEMPO.CO, Surabaya - Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Timur meminta Pemerintah Provinsi Jawa Timur, kepolisian, dan pemerintah kota, yang memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), mengkoordinasikan dan menginformasikan rute penutupan jalan agar pasokan logistik tidak terhambat.
Sekjen Aptrindo Jawa Timur Eddo Adrian Wijaya ketika dikonfirmasi, Sabtu, 25 April 2020, mengatakan jika ada sebagian ruas jalan yang ditutup, pemerintah setempat harus memberikan informasi terlebih dahulu agar tidak menghambat pengiriman logistik. "Jadi jangan sampai sopir bingung ini truk mau lewat mana. Nanti malah terhambat kalau mau kirim muatan," kata Eddo, kepada wartawan.
Kamis malam lalu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan PSBB untuk Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik berlaku mulai 28 April 2020.
Eddo mendukung penerapan PSBB di Jawa Timur sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona Covid-19. Apalagi PSBB tidak mengganggu aktivitas pengiriman logistik.
"Sektor logistik menjadi sektor yang dikecualikan dalam penerapan PSBB, sehingga para pengusaha sudah bersiap menghadapi PSBB yang diterapkan di Surabaya, Sidoarjo dan Gresik," katanya.
Ia mengatakan sejauh ini tidak ada hambatan pengiriman logistik di Jawa Timur, namun mengalami sedikit hambatan di daerah lain seperti dari DKI Jakarta ke Jawa Timur. Akibatnya pengiriman barang dari Jabodetabek ke Jawa Timur menurun sejak PSBB diterapkan di ibu kota.
Menurunnya volume tersebut, kata dia, membuat truk sering kosong ketika akan kembali ke Jawa Timur, sehingga sopir harus menunggu beberapa hari hingga muatan truk penuh dan bisa kembali ke Jawa Timur.
"Tapi untuk volume pengiriman logistik dari Jatim ke Jabodetabek sejauh ini masih normal," katanya.
Eddo mengatakan pengusaha siap melakukan pengangkutan barang di Jawa Timur, termasuk pengiriman Alat Pelindung Diri (APD) dan obat-obatan untuk keperluan donasi dan kemanusiaan.
Pengusaha truk, kata dia, ikut mendukung program donasi salah satunya dengan tidak menarik biaya angkutan dan sewa truk terlalu mahal.
"Pengusaha truk mendukung pengiriman kebutuhan bahan makanan seperti beras, mie goreng, minyak goreng dan komoditas lainnya yang mengalami kenaikan permintaan angkutan sejak beberapa pekan terakhir," katanya.
ANTARA