TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar pada perdagangan Senin, 27 April 2020, diprediksi menguat tipis di level Rp 15.360 hingga Rp 15.510 per dolar AS. Rupiah diperkirakan menguat setelah pada perdagangan Jumat, 24 April, ditutup melemah 0,1 persen di level Rp 15.400 per dolar AS.
"Dalam perdagangan Senin depan, rupiah kemungkinan masih bergolak. Walau dibuka melemah, tapi kemungkinan ditutup menguat," ujar Direktur TFX Garuda Berjangka Ibrahim dalam keterangan pada Sabtu, 25 April 2020.
Adapun pada perdagangan sebelumnya, nilai tukar rupiah dipengaruhi faktor eksternal dan internal. Dari sisi eksternal, sentimen didorong oleh adanya laporan Financial Times yang mengatakan bahwa remdesivir obat Gilead Sciences tidak ampuh memulihkan kondisi pasien virus corona.
Selanjutnya, faktor lain yang mendorong pergerakan nilai tukar adalah langkah DPR Amerika Serikat mengeluarkan US$ 484 miliar tagihan bantuan untuk Covid-19. Pada saat yang sama, Menteri Tenaga Kerja Amerika Serikat mengatakan ada tambahan 4,427 juta orang menganggur pada pekan lalu sehingga total pengangguran di Negara Abang Sam menembus rekor 26,5 juta dalam lima pekan terakhir.
"Kemudian, para pemimpin Uni Eropa menyepakati beberapa detail tentang bentuk rencana pemulihan pasca-krisis akan dibiayai. Mereka menandatangani paket keuangan darurat 500 miliar euro yang telah disepakati sebelumnya, namun tidak memberikan rincian lebih jelas soal ini," ujarnya.
Sedangkan dari sisi internal, pergerakan rupiah dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah yang memutuskan pelarangan mudik. Ibrahim menilai kebijakan ini sedikit membawa angin segar bagi mata uang garuda.
"Dengan keputusan yang tegas, pasar kembali bergairah. Alhasil arus modal asing kembali masuk pasar valas dan obligasi," kata Ibrahim.
Di samping itu, Bank Indonesia telah memprediksi mata uang rupiah akan kembali menguat karena kebijakan bauran yang diterapkan bersama-sama dengan pemerintah membawa perubahan terhadap kepercayaan pasar. Apalagi, kata dia, pada saat yang sama, masih berlangsung penjualan surat utang negara di pasar Internasional.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA